Bomber tempur Su-34 Rusia mengalami nasib buruk dengan bertabrakan di udara saat penerbangan latihan di wilayah Lipetsk. Ini adalah kasus kedua setelah hal yang sama terjadi pada Januari 2019 lalu di di Rusia Timur Jauh.
Dalam kecelakaan yang terjadi Jumat 6 September 2019, empat kru dalam dua pesawat dilaporkan selamat. Bahkan meski dalam kondisi rusak, pesawat bisa didaratkan dengan selamat.
Menurut sumber yang dikutip REN-TV Rusia, pesawat pemimpin menabrak wingman dengan ujung sayapnya di bagian kokpit.
Su-34 dibangun dengan maksud untuk membawa hampir semua jenis persenjataan modern Rusia, dari bom terarah hingga rudal dipandu satelit. Di Suriah, ratusan pemberontak dan anggota ISIS tewas dalam serangan presisi yang dilakukan menggunakan pesawat Su-34.
Pembom garis depan Su-34 melakukan penerbangan pertama pada 13 April 1990 namun baru memasuki layanan pada tahun 2014. Di usianya yang muda, pada 2015 pesawat itu sudah diuji di medan perang Suriah. Misi tempur ini menjadikan para perancangnya mendeteksi dan memperbaiki banyak kekurangan yang ditemukan selama menjalankan operasi Angkatan Udara Rusia.

Rusia terus memperkuat armada Su-34 dan jumlah mereka diperkirakan akan mencapai 100 pada tahun 2020. Pada akhirnya pesawat yang masih memiliki gen Flanker ini akan menjadi tulang punggung dalam kemampuan serangan darat untuk menggantikan peran Su-24 yang semakin usang.
Su-34 yang oleh NATO disebut Full Back adalah variasi dari pesawat tempur Su-27. Mempertahankan tata letak dasar dan konstruksi Su-27, dengan konfigurasi sayap konvensional tinggi dan sebagian besar dari peralatan onboard. Perubahan kontur ada di bagian hidung karena menjadi tempat radar canggih untuk menghindari deteksi radar.
Kursi pilot dan navigator tidak depan belakang tetapi berdampingan. Fitur ini memungkinkan dua kru untuk berkomunikasi lebih efektif dalam situasi apa pun tanpa menggunakan radio. Selain itu, menghilangkan keharusan untuk panel kontrol kedua, karena sebagian besar pengendalian dapat dilakukan secara bersama-sama.
Desain seperti itu memungkinkan untuk komunikasi langsung antara rekan-pilot dalam situasi yang darurat dan sistem tekanan khusus membuat udara di kabin bernapas hingga ketinggian 10 km, menghilangkan kebutuhan masker oksigen di bawah ketinggian itu.
Kokpit juga memiliki ruang yang cukup untuk pilot untuk berdiri dan berjalan-jalan atau bahkan untuk minum teh selama penerbangan jarak jauh.
Kapasitas tangki bahan bakar internal telah ditingkatkan, serta peningkatan beban take-off berat. Sebuah radar ditempatkan menghadap ke belakang juga ditambahkan di bagian ekor.
Su-34 memiliki panjang 23,3 meter dan tinggi 6,4 meter dengan rentang sayap 14,7 meter. Pesawat ini memiliki layanan langit-langit 14.650 meter dan rentang terbang 4.500 kilometer tanpa mengisi bahan bakar dan 7.000 kilometer dengan pengisian bahan bakar.
Su-34 memiliki radius misi hingga 1.100 km. Pesawat memiliki berat take off 45,1 ton dan berat beban tempur 8 ton. Pesawat dapat melesat dengan kecepatan hingga 1.900 km/ jam.
Su-34 dipersenjatai dengan meriam 30mm dan 12 cantelan yang dapat membawa berbagai jenis rudal udara ke udara dan udara ke permukaan, roket dan bom udara.
Pesawat yang oleh pilot Rusia dijuluki ‘Duckling’ karna hidungnya mirip paruh itik tersebut tidak dirancang untuk aerobatik tetapi juga dapat mengalami overload hingga 7.5g [overloads yang dialami oleh pilot ketika mereka melakukan manuver aerobatic]
Pesawat dua kursi Su-34 ini mampu beroperasi sama efektifnya pada siang dan malam dan dalam setiap kondisi cuaca. Pesawat ini menggabungkan tiga pesawat yakni jet tempur, pesawat terbang serangan dan sebuah pembom garis depan.
Su-34 dapat melawan setiap serangan udara dan efektif menghancurkan target darat. Selain itu dapat terbang dalam waktu tak terbatas dengan hanya dibatasi oleh kemampuan fisik pilot.
Saat ini jet Su-34 dilengkapi dengan “Hibin” yang mengganggu pengoperasian radar musuh, membuatnya praktis “tidak terlihat”.
Namun militer Rusia berencana untuk menggantinya dengan “Tarantul” yang lebih baru, yang mampu menyembunyikan beberapa jet dalam kelompok serangan dari radar musuh pada saat yang sama, seperti “jubah tembus pandang.”