Malaysia tertarik untuk mendapatkan akses ke teknologi Rusia, termasuk di bidang industri luar angkasa. Hal itu disampaikan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dalam pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin Kamis 5 September 2019.
Malaysia, sebagiamana dilaporkan Sputnik pada bagiannya, dapat membantu Rusia meningkatkan kehadirannya di Asia Tenggara, tambah perdana menteri.
Presiden Rusia, pada gilirannya, mengatakan bahwa Malaysia adalah mitra prioritas Rusia di Asia. “Kami sangat senang bahwa hubungan antara negara-negara kami berkembang sedemikian positif,” kata Putin.
Putin dan Mahathir Muhamamd bertemu di sela-sela Forum Ekonomi Timur yang digelar Kota Vladivostok, Rusia Timur Jauh yang berlangsung 4-6 September.
Sebelumnya dilaporkan Rusia menawarkan sejumlah teknologi kepada Malaysia termasuk membeli lagi 18 jet tempur MiG-29N milik negara tersebut dan ditukar dengan MiG-35 yang lebih baru.
“Presiden Putin mendukung pembelian kembali 18 MiG-29N Malaysia yang digrounded dan kemudian menukarnya dengan dua skuadron pesawat tempur MiG-35 yang lebih baru,” kata ajudan khusus Putin, Victor Kladov mengatakan kepada New Straits Times Sabtu 31 Agustus 2019.
Dia juga mengatakan Rusia akan akan mengganti armada helikopter Sikorsky S-61 Nuri, yang berusia setengah abad dengan helikopter Mi-171 generasi terbaru yang telah terbukti bekerja untuk PBB selama konflik Afghanistan.
“Yang juga ada dalam daftar adalah tawaran jet tempur ringan Yak 130 dari Rusia, dengan syarat fleksibel, kesepakatan offset dan transfer teknologi yang akan menawarkan situasi win-win untuk kedua negara,” katanya.
Kladov, adalah direktur kerjasama internasional dan kebijakan regional Rostec State Corporation yang dipilih sebagai utusan khusus Putin untuk membangun hubungan bilateral dengan Malaysia, dan dengan Mahathir pada khususnya.
Dalam program luar angkasa Malaysia dengan Rusia meluncurkan astronot pertama negara itu, Sheikh Muszaphar Shukor Sheikh Mustapha, ke Stasiun Luar Angkasa Internasional pada tahun 2007.