Turki berencana untuk memukimkan kembali 1 juta pengungsi di Suriah utara dan membuka kembali rute bagi para migran ke Eropa jika tidak menerima dukungan internasional yang memadai untuk menangani masalah ini. Jika ini dilakukan para pengungsi itu kemungkinan akan membanjiri Eropa.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan Kamis 5 September 2019, Turki saat ini menampung 3,6 juta pengungsi Suriah dan menguasai bagian-bagian Suriah utara di mana dikatakan 350.000 warga Suriah telah kembali. Ankara sedang menyiapkan “zona aman” dengan Amerika Serikat di timur laut Suriah untuk para pengungsi.
“Tujuan kami adalah untuk setidaknya satu juta saudara Suriah kami untuk kembali ke zona aman yang akan kami bentuk di sepanjang 450 km perbatasan kami,” kata Erdogan dalam pidato di Ankara sebagaimana dilaporkan Reuters.
Komentar itu muncul ketika Turki memberi tekanan pada Washington agar lebih serius dalam pembentukan zona aman yang direncanakan di timur laut. Saat ini tekanan meningkat di wilayah Idlib barat laut Suriah di mana serangan pemerintah yang didukung Rusia telah mendesak ke utara.
“Kami mengatakan kami harus membentuk zona aman sehingga kami, dapat membangun kota di sini sebagai pengganti kota tenda. Ayo bawa mereka ke zona aman di sana,” kata Erdogan
“Beri kami dukungan logistik dan kami bisa membangun perumahan di kedalaman 30 km di Suriah utara. Dengan cara ini, kami dapat menyediakan mereka dengan kondisi kehidupan kemanusiaan. ”
“Ini harus terjadi atau kita harus membuka gerbang,” kata Erdogan. “Entah Anda akan memberikan dukungan, atau maaf, tetapi kami tidak akan menanggung beban ini sendirian. Kami belum bisa mendapatkan bantuan dari komunitas internasional, yaitu Uni Eropa. ”
Di bawah kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki pada Maret 2016, Ankara setuju untuk membendung aliran migran ke Eropa dengan imbalan bantuan miliaran euro. Awal tahun ini, presiden Turki mengatakan negaranya telah menghabiskan US$ 35 miliar atau hampir Rp500 triliun untuk menampung sekitar 4 juta pengungsi Suriah berdasarkan kesepakatan dengan Uni Eropa.
Namun, jumlah kedatangan migran di negara tetangga Yunani melonjak bulan lalu. Seminggu yang lalu, lebih dari selusin kapal migran yang mengangkut 600 orang tiba, kedatangan simultan pertama dalam tiga tahun.
Bulan lalu, Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan hanya 17% dari pengungsi di Turki berasal dari wilayah timur laut yang dikendalikan oleh milisi YPG Kurdi Suriah yang didukung Amerika, yang dianggap Ankara sebagai kelompok teroris. Dari wilayah itu, zona aman yang diusulkan hanya akan mencakup sebagian kecil.