Minta Rp716 Triliun, Apa Yang Ingin Dilakukan Kementerian Pertahanan Jepang?
F-15 Jepang

Minta Rp716 Triliun, Apa Yang Ingin Dilakukan Kementerian Pertahanan Jepang?

Kementerian Pertahanan Jepang telah meminta anggaran sebesar US$50,5 miliar atau sekitar Rp716 triliun untuk tahun fiskal berikutnya. Angka ini meningkat 1,2 persen dari tahun sebelumnya dan menjadi peningkatan kedelapan secara berturut-turut.

Dana tersebut akan digunakan untuk memperoleh lebih banyak jet tempur Lockheed Martin F-35, termasuk F-35B yang mampu melakukan pendaratan serta meningkatkan armada tanker Boeing KC-46A Pegasus menjadi enam pesawat.

Tahun fiskal Jepang berikutnya dimulai 1 April 2020. Sebagian besar permintaan anggaran adalah untuk biaya yang terkait dengan pasukan militer Amerika yang ditempatkan di Jepang, dengan US$ 1,9 miliar (sekitar Rp27 triliun) yang diminta untuk membayar gaji warga Jepang yang dipekerjakan oleh militer Amerika, mendukung  pelatihan, dan melakukan pemeliharaan dan peningkatan fasilitas militer Amerika.

Sebagaimana dilaporkan Defense News Ahad 1 September 2019, permintaan kementerian mencakup US$ 1,08 miliar untuk F-35, yang terdiri dari US$ 291,3 juta (sekitar Rp4 triliun) untuk tiga F-35A dan US$ 795,3 juta (sekitar Rp11 triliun) untuk enam F-35B.

Ini akan menjadi F-35B pertama Jepang, dan menurut Rencana Pertahanan Jangka Menengah Jepang yang dirilis akhir tahun negara itu berencana akhirnya akan memesan 42 model pesawat ini dengan  18 akan diperoleh selama lima tahun ke depan. Jepang juga memiliki rencana untuk akhirnya mengoperasikan 105 F-35A.

F-35B akan dioperasikan dari dua kapal perusak helikopter kelas Izumo. Jepang mengumumkan rencana tahun lalu untuk mengkonversi kedua kapal yang saat ini dirancang untuk mengoperasikan helikopter, untuk dapat menangani F-35B.

Menurut laporan lain, modifikasi untuk kapal termasuk peningkatan ketahanan dek penerbangan dari panas serta pemasangan penerangan tambahan untuk operasi pesawat. Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya menambahkan bahwa uji coba dek F-35B dapat dilakukan dengan F-35B Korps Marinir AS yang berbasis di Jepang setelah pekerjaan modifikasi.

Permintaan anggaran juga meminta US$ 1,05 miliar (sekitar Rp15 triliun) untuk empat lagi pesawat tanker Boeing KC-46A Pegasus, dan US$ 284,8 juta (sekitar Rp4 triliun untuk lebih banyak pencegat rudal balistik Raytheon SM-3 Block IIA.

Permintaan pendanaan untuk empat KC-46A adalah keberangkatan dari prosedur normal. Sebelumnya, Jepang memesan masing-masing satu tanker selama tahun fiskal 2017 dan 2018. Menurut kementerian, pesanan batch adalah cara akuisisi yang lebih hemat biaya hingga US$ 100 juta.

Permintaan anggaran juga mencakup sejumlah akuisisi dari industri pertahanan Jepang, dengan $ 654,3 juta untuk kapal selam serangan diesel-listrik kelas Soryu lainnya.

Dan jika anggaran disetejui, Kawasaki Heavy Industries akan dapat menjaga jalur produksi produksinya tetap terbuka, dengan kementerian tersebut mencari dana untuk memperoleh tiga pesawat anti-kapal selam P-1 dan enam pesawat angkut C-2 masing-masing dengan harga US$ 213,4 juta dan US$ 599 juta.

Kementerian itu juga menginginkan uang untuk lebih banyak peralatan yang diperuntukkan bagi pasukan darat Jepang yani 33 kendaraan tempur bermanuver Type 16 dan tujuh howitzer self-propelled Type 19.

Type 19 adalah howitzer penggerak delapan roda yang baru dikembangkan dengan senjata 155mm yang dipasang pada sasis truk militer MAN HX Jerman, dan itu diperuntukkan untuk menggantikan towed FH70 howitzer FH70 yang saat ini digunakan Angkatan Darat Jepang.