Kapten HMS Quen Elizabeth Mengakui Kapalnya Kebanjiran, Tetapi Itu Biasa
HMS Queen Elizabeth

Kapten HMS Quen Elizabeth Mengakui Kapalnya Kebanjiran, Tetapi Itu Biasa

Kapten Steve Moorhouse dari kapal induk HMS Queen Elizabeth  mengakui kapal yang dia pimpin mengalami banjir akibat adanya kebocoran, tetapi dia mengganggap peristiwa itu sebagai kejadian kecil.

“Ini adalah kapal keenam saya menjadi kapten, ini merupakan hak istimewa besar bagi saya di Angkatan Laut Kerajaan, dan saya rasa rata-rata setiap minggu ada banjir di setiap kapal yang saya kapteni,” katanya kepada wartawan, ketika Ratu Elizabeth berlayar ke Amerika dari pangkalan angkatan laut Portsmouth Jumat 30 Agustus 2019 untuk mengambil bagian dalam latihan militer bersama.

Moorhouse sebagiamana dilaporkan Plymouth Heald mengatakan bahwa meskipun desain Ratu Elizabeth benar-benar kelas dunia, peristiwa semacam ini tidak dapat dihindari.

“Desainnya benar-benar kelas dunia tetapi tidak dapat dihindari bahwa segel dan katup dapat gagal jika Anda belum menjalankan sistem selama bertahun-tahun, itu tidak mengejutkan,” ujarnya.

“Banjir adalah bagian dari kerja, hal yang sangat meyakinkan adalah bahwa para pelaut saya merespons persis seperti yang Anda inginkan, jadi semua dilakukan dan dibersihkan, kami siap berlayar,” tambahnya.

Moorhouse berbicara setelah kapal perang, yang menelan biaya 3,1 miliar pound  dikirim kembali ke Portsmouth sebagai tindakan pencegahan menyusul ditemukannya kebocoran air bulan lalu.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris menggambarkan kebocoran itu sebagai “masalah kecil dengan sistem internal” yang sedang diselidiki.

Sebelumnya, Queen Elizabeth menghadapi serangkaian masalah, termasuk pada Juli 2019 lalu yang dilaporkan terjadi pecahnya pipa air laut bertekanan tinggi sebagai penyebab kapal mengalami kebocoran. Semburan air pipa itu disebut merusak pelat dek kapal.

Insiden Juli bukanlah banjir pertama yang dilaporkan dialami kapal induk tersebut. Pada 2017, setelah berminggu-minggu HMS Queen Elizabeth ditugaskan Angkatan Laut, ia mengalami kebocoran segel poros, yang membuat 200 liter air membanjiri kapal setiap jam. Biaya perbaikan dilaporkan mencapai jutaan poundsterling.

Pada saat itu, Angkatan Laut Kerajaan melalui seorang juru bicaranya mengatakan kerusakan tidak akan mencegah kapal untuk mengambil bagian dalam uji coba laut dan kerusakan akan diperbaiki di Portsmouth.

“Setelah insiden banjir yang terjadi di HMS Queen Elizabeth bulan lalu, para insinyur telah bekerja keras untuk menyelesaikan penyebab masalah ini,” kata Angkatan Laut. “Banjir itu sendiri menyebabkan kerusakan pada ‘bagasi layanan’ dan beberapa pipa yang terkandung di dalamnya. Dalam semua kasus, pekerjaan pipa yang terkena dampak telah diperbaiki

Dengan bobot 71.650 ton, Queen Elizabeth menjadi kapal perang terbesar yang pernah dibangun Inggris, dan telah menjalani uji coba laut sejak berlayar dari galangan kapal Rosyth Skotlandia pada Juni 2017.

Pemerintah Inggris berharap HMS Queen Elizabeth dan adiknya, HMS Prince of Wales akan melayani untuk berbagai misi dari pemberian bantuan kemanusiaan hingga perang tingkat tinggi.