Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif telah mengeluarkan tweet yang diarahkan pada Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo dengan mengatakan kepadanya untuk “berhenti mengomel” tentang ekspor energi Iran. Zarif juga bersikeras bahwa Iran akan menjual minyaknya ke semua pembeli apakah Washington menyukainya atau tidak.
Zarif menunjuk upaya Amerika sebelumnya untuk menghentikan kemajuan Iran di berbagai bidang, dari upaya untuk merampas kemampuan pertahanan melalui embargo senjata hingga penolakan program nuklir damai Iran. Dalam kedua kasus, kata Zarif, Iran berhasil, membuat Amerika “mengeluh.”
US denied us means of defense: We built missiles & US complains.
US denied us nuclear fuel: We made it & US complains.
Now US engages in piracy & threats to prevent Iran from selling oil to traditional customers.
Stop nagging @SecPompeo: We will sell oil to any & all buyers.
— Javad Zarif (@JZarif) August 31, 2019
Pada Jumat 30 Agustus 2019, Pompeo menuduh Zarif tidak dapat dipercaya setelah mengatakan bahwa Amerika memiliki “informasi yang dapat dipercaya” bahwa kapal tanker Adrian Darya 1 sedang menuju ke Suriah setelah dibebaskan oleh otoritas Gibraltar awal bulan ini.
Pompeo mengklaim bahwa menteri luar negeri Iran telah memberi jaminan ke Inggris bahwa kapal tanker itu tidak akan menuju ke Suriah. Namun, pada 16 Agustus, sehari setelah pembebasan Adrian Darya 1, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan Teheran tidak memberikan “jaminan” kepada negara mana pun bahwa kapal tankernya tidak akan menuju ke Suriah. Iran menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk terlibat dalam perdagangan minyak dengan negara mana pun yang dianggapnya cocok.
FM @JZarif guaranteed to the UK that the IRGC oil tanker #Grace1 / #AdrianDarya1 would not head to Syria. We have reliable information that the tanker is underway and headed to Tartus, Syria. I hope it changes course. It was a big mistake to trust Zarif. pic.twitter.com/ZJ06MWjvCO
— Secretary Pompeo (@SecPompeo) August 30, 2019
Pada hari Jumat, The Wall Street Journal mengutip sumber-sumber melaporkan, bahwa para diplomat dari Uni Eropa telah menunjukkan dukungan untuk prakarsa Prancis untuk mengizinkan Iran mengekspor minyak dengan imbalan kepatuhan penuh Teheran terhadap kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action.
Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyampaikan rencana itu kepada Presiden Amerika Donald Trump, yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan antara Washington dan Teheran, pada pertemuan puncak G7 baru-baru ini, dengan prakarsa yang menyerukan Amerika untuk mengurangi tekanan pada ekspor minyak Iran.