Amerika Yakin Ledakan Misterius Rusia Bukan Saat Uji Rudal, Terus?
Petugas saat menangani kecelakaan nuklir Rusia

Amerika Yakin Ledakan Misterius Rusia Bukan Saat Uji Rudal, Terus?

Sebuah penilaian intelijen Amerika menemukan bahwa ledakan misterius di lepas pantai utara Rusia awal Agustus lalu terjadi bukan saat uji coba rudal.

Kecelakaan terjadi justru saat misi pemulihan untuk menyelamatkan rudal bertenaga nuklir dari dasar laut.

“Ini bukan peluncuran senjata baru, melainkan misi pemulihan untuk menyelamatkan rudal yang hilang dari tes sebelumnya,” kata seseorang yang memiliki pengetahuan langsung tentang penilaian intelijen Amerika sebagaimana dikutip CNBC Jumat 30 Agustus 2019.

“Ada ledakan di salah satu kapal yang terlibat dalam pemulihan dan yang menyebabkan reaksi di inti nuklir rudal yang mengarah ke kebocoran radiasi,” kata sumber lain, yang berbicara dengan syarat anonimitas.

Laporan intelijen Amerika tidak menyebutkan potensi risiko kesehatan atau lingkungan yang ditimbulkan oleh kerusakan reaktor nuklir rudal.

Tahun lalu CNBC sempat melaporkan tentang persiapan Moskow untuk mencoba memulihkan rudal bertenaga nuklir yang hilang di laut. Awak berusaha untuk memulihkan rudal yang tenggelam di Laut Barents setelah tes gagal.

Operasi itu termasuk  tiga kapal, salah satunya dilengkapi untuk menangani bahan radioaktif dari inti nuklir. Jika Rusia mampu mendapatkan kembali kepemilikan rudal itu, analis intelijen Amerika memperkirakan bahwa Moskow akan menggunakan prosedur itu sebagai cetak biru untuk operasi pemulihan di masa depan.

Maret lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan sejumlah senjata hipersonik, serta Burevestnik yang disebut sebagai rudal bertenaga nuklir dengan jangkauan tak terbatas. Namun, menurut sejumlah sumber tersebut Kremlin belum melakukan tes senjata yang berhasil.

Burevestnik diuji sekali awal tahun ini dan sebelum itu, senjata itu diuji empat kali antara November 2017 dan Februari 2018 yang semuanya berakhir dengan kecelakaan.

Amerika meyakini penerbangan uji terpanjang hanya berlangsung sekitar dua menit, dengan rudal terbang 22 mil sebelum kehilangan kendali dan jatuh. Tes terpendek berlangsung empat detik dan terbang sejauh lima mil.