Site icon

Trump Gagal Beli Greenland, Rusia Justru Temukan Lima Pulau Baru di Arktik

Di saat Presiden Amerika Donald Trump kecewa berat karena tidak bisa membeli Greenland yang terletak di lingkar Arktik, Rusia justru menemukan pulau-pulau baru di kawasan yang semakin penting tersebut.

Tim peneliti Angkatan Laut Rusia mengklaim telah menemukan lima pulau baru di kepulauan Franz Josef Land di wilayah Laut Kara di Samudra Arktik.

Kantor berita TASS Rusia mengutip Armada Utara Rusia melaporkan Selasa 27 Agustus 2019, pulau-pulau itu berukuran antara 900 hingga 54.500 meter persegi. Wilayah daratan itu terletak di Vise Bay, sebelah barat Pulau Severny di wilayah Gletser Vylki.

Laporan menambahkan  pulau-pulau itu pertama kali terlihat selama analisis foto satelit tiga tahun lalu. Ekspedisi untuk mengkonfirmasi keberadaan pulau-pulau dimulai pada 15 Agustus 2019, dan diperkirakan akan berjalan hingga akhir September 2019.

Franz Josef Land yang dimiliki Rusia adalah negara kepulauan dari sekitar 192 pulau yang hanya dihuni oleh personil militer.

Wilayah Arktik telah menjadi penting dalam beberapa tahun terakhir karena kenaikan suhu telah membuat perairan dapat dilayari untuk periode yang lebih lama dan karena cadangan gas alam dan mineral yang sangat besar.

Rusia telah meningkatkan kehadiran militernya di wilayah Kutub Utara, memodernisasi Armada Utara dan membuka kembali pangkalan-pangkalan yang ditinggalkan setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.

Pada bulan Maret 2017, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan perjalanan ke kepulauan Arktik, mengatakan ia telah memerintahkan pemerintah untuk meningkatkan pembangunan kawasan dan menyerukan “proyek infrastruktur besar, termasuk eksplorasi dan pengembangan rak Arktik.”

Negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, China, Kanada, Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, dan Swedia, juga telah berupaya meningkatkan kegiatan mereka di Kutub Utara. Bahkan beberapa waktu lalu Trump menyatakan minatnya untuk membeli Greenland yang ada di kawasan tersebut. Namun dia harus gigit jari karena Denmark menyatakan daerah otonom tersebut tidak akan pernah dijual.

Exit mobile version