Turuti Permintaan Turki, YPG Mulai Menarik Diri dari Suriah Utara
YPG Kurdi

Turuti Permintaan Turki, YPG Mulai Menarik Diri dari Suriah Utara

Personel Syrian Democratic Force (SDF) yang sebagian besar diisi kelompok YPG/PKK telah mulai penarikan diri dari bagian timur-laut Suriah dan menghancurkan benteng militer mereka.

Tindakan tersebut dilakukan setelah kepala pertahanan Turki dan Amerika pada Rabu 21 Agustus 2019 sepakat untuk meluncurkan tahap pertama rencana zona aman di Suriah Utara.

“Dalam waktu 24 jam setelah percakapan telepon antara US SECDEF dan MINDEF Turki untuk membahas keamanan di bagian timur-laut Suriah, SDF menghancurkan benteng militer pada 22 Agustus,” kata Komando Central (CENTCOM)  di Twitter Jumat 24 Agustus 2019.

“Itu memperlihatkan komitmen SDF untuk mendukung pelaksanaan kerangka kerja mekanisme keamanan,” katanya.

Dalam satu percakapan telepon pada Rabu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Askar dan Menteri Pertahanan Amerika Mark Esper sepakat untuk meluncurkan tahap pertama rencana zona aman Suriah mulai 21 Agustus.

Akar mengatakan zona aman di sebelah timur Sungai Eufrat di Suriah mesti dibentuk di dalam kerangka kerja prinsip-prinsip yang ditetapkan pada kalendar tanpa penundaan, kata Kementerian Pertahanan Turki di dalam satu pernyataan.

Akar dan Esper juga sepakat bahwa delegasi militer dari kedua negara akan bertemu di Ankara segera untuk membahas tahap selanjutnya rencana zona aman, katanya.

Para pejabat militer Amerika dan Turki mencapai kesepakatan pada 7 Agustus bahwa zona aman di Suriah Utara akan berfungsi sebagai “koridor perdamaian” bagi orang Suriah yang menjadi pengungsi dan ingin pulang ke rumah mereka dan satu Pusat Operasi Gabungan di Turki akan ditetapkan untuk mengkoordinasikan pembentukannya.

Amerika, yang menganggap PKK sebagai organisasi teroris, mengganti nama YPG jadi Pasukan Demokratik Suriah pada Juli 2017 untuk menjauhkan diri dari kesan PKK.

Dalam dua tahun belakangan ini, operasi Cabang Zaitun dan Perisai Eufrat  Turki membebaskan wilayah tersebut dari anggota YPG/PKK dan ISIS dan memungkinkan ratusan ribu warga sipil yang menjadi pengungsi  pulang ke rumah mereka.

PKK  yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, Amerika dan Uni Eropa dan dituduh telah melancarkan aksi teror terhadap Turki selama lebih dari 30 tahun mengakibatkan kematian hampir 40.000 orang.