Site icon

Kapal Induk Amerika Jaga Jarak dengan Iran

Sebuah E-2D Hawkeye lepas lands dari USS Abraham Lincoln pada 19 Februari 2019/US Navy

Amerika Serikat sejak Mei 2019 lalu mengirim kelompok tempur kapal induk USS Abraham Lincoln ke Timur Tengah  setelah meyakini ada peningkatan ancaman dari Iran terhadap kepentingan Amerika di wilayah tersebut. Namun hingga saat ini kapal induk nuklir Kelas Nimitz tersebut masih menjaga jarak untuk tidak berlayar terlalu dekat dengan Iran.

The New Yorks Times melaporkan Ahad 25 Agustus 2019, sejak dikerahkan ke Timur Tengah USS Abraham Lincoln menjauhi Teluk Persia dan Selat Hormuz, jalur air strategis tranportasi minyak mentah Timur Tengah ke pasar utama dunia.

USS Abraham Lincoln tetap berada di Laut Arab Utara  atau lebih dari 600 mil laut dari Selat Hormuz. Kekhawatirkan meningkatkan ketegangan yang sudah tinggi menjadi alasan kapal induk tersebut memilih menjaga jarak.

“Kami menyadari bahwa ketegangan sangat tinggi, dan kami tidak ingin berperang. Kami tidak ingin meningkatkan hal-hal dengan Iran,” kata Kapten William Reed, seorang pilot pesawat tempur yang memimpin sayap udara kapal induk.

Akan tetapi, para pejabat Angkatan Laut mengklaim bahwa mereka dapat mencapai Iran dengan mudah dari tempat mereka diposisikan sekarang ini.

“Aku tidak akan mengatakan kita sedang duduk bebek, karena kita memiliki kemampuan ofensif. Tapi ketika Anda semakin jauh ke Laut Arab Utara, mereka tidak bisa melihat kita,” Laksamana Muda Michael E. Boyle, komandan kelompok tempur.

Perwira Amerika di atas kapal mengatakan kepada Sky News awal bulan ini bahwa meski misi mereka adalah pencegahan, mereka siap untuk melancarkan serangan ofensif jika diperlukan.

Menurut beberapa laporan media, pesawat dengan kapal induk itu dijadwalkan untuk menyerang tiga sasaran Iran pada Juni ketika Teheran menembak jatuh pesawat mata-mata Amerika. Pada saat itu, Presiden Donald Trump memerintahkan dan kemudian membatalkan serangan hanya 10 menit sebelum peluncuran dengan alasan serangan akan mengakibatkan sekitar 150 orang Iran akan tewas dan dinilai tidak sebanding dengan hilangnya pesawat tanpa awak Amerika.

 

Exit mobile version