Perselisihan mengenai proses penganggaran dapat menunda upaya NATO untuk menyelesaikan kontrak senilai US$ 1 miliar untuk memperpanjang umur 14 pesawat pengintai Boeing E-3A yang semakin menua.
Padahal pesawat yang sering disebut NATO sebagai “mata di langit” tersebut menjadi aset yang makin penting di tengah hubungan yang semakin tidak nyaman dengan Rusia.
Sumber yang akrab dengan program itu mengatakan kepada Reuters para pejabat NATO telah mengundang 16 negara anggota dalam program Airborne Warning & Control System, atau AWACS, pada 12 September untuk menandai peringatan 40 tahun program dan menyelesaikan sengketa anggaran.
Kecuali masalah ini segera diselesaikan, kontrak tidak akan diberikan kepada Boeing sesuai waktu yang direncanakan.
“Sangat mengecewakan bahwa interpretasi sepihak terhadap peraturan menempatkan program peningkatan yang sangat dibutuhkan ini dalam bahaya,” kata salah satu sumber Jumat 23 Agustus 2019.
Peningkatan akan menjaga pesawat era 1979/1980, dengan kubah radar khas bisa terbang hingga 2035. NATO membutuhkan pesawat untuk melakukan misi seperti pengawasan udara, evakuasi dan operasi anti-terorisme.
Sumber kedua mengatakan perselisihan itu tidak diharapkan untuk membunuh program peningkatan secara langsung, tetapi dapat mendorong mundur jadwal pemberian kontrak kepada Boeing hingga tahun depan.
NAPMA, agen NATO yang mengelola armada AWACS, mengatakan pada bulan Juni pihaknya memperkirakan akan menyelesaikan pada kontrak US$ 750 juta dengan Boeing pada Desember untuk memperpanjang umur pesawat hingga tahun 2035, dengan US$ 250 juta lebih diperuntukkan untuk desain, suku cadang dan pengujian.
Tetapi persetujuan bulat dari negara-negara anggota diperlukan untuk melanjutkan. Sementara Norwegia telah mengangkat kekhawatiran tentang aliran dana yang tidak merata ke program sampai selesai pada tahun 2027.
Mereka mengatakan, Oslo menginginkan negara-negara program terbesar – Amerika Serikat, Jerman, Italia, dan Belanda – untuk mentransfer sebagian besar pembayaran mereka pada awal, tetapi itu tidak mungkin karena aturan anggaran di negara-negara tersebut.
Di Amerika Serikat, misalnya, pendanaan untuk program senjata umumnya disahkan dan didistribusikan secara tahunan, harus mendapat persetujuan dari Kongres Amerika.
Ann-Kristin Salbuvik, juru bicara kementerian pertahanan Norwegia, mengatakan Norwegia tetap berkomitmen pada Program peningkatan AWACS dan siap untuk membiayai bagiannya.
Namun dia mengatakan keputusan untuk meluncurkan program bergantung pada persetujuan semua negara anggota, dan tawaran Boeing harus “patuh, terjangkau dan layak.”
Juru bicara Boeing Melissa Stewart mengatakan tidak memiliki komentar mengenai perselisihan tersebut. Dia hanya mengatakan Boeing terus bekerja dengan NATO untuk menilai kebutuhan dan menyajikan opsi terbaik yang akan menjaga operasional armada AWACS untuk tahun-tahun mendatang.”