MiG-25 Foxbat menjadi salah satu pesawat tempur paling terkenal yang dilahirkan Uni Soviet di era Perang Dingin. Pesawat pencegat dua mesin yang besar dan kuat ini bisa terbang lebih cepat dari Mach 3 di ketinggian 70.000 kaki. Foxbat menetapkan rekor kecepatan dan ketinggian catatan pada akhir tahun 1960 dan awal 1970-an.
MiG-25 mengejutkan negara-negara Barat yang terbiasa berpikir jet Soviet sebagai pesawat murah dan inferior. MiG-25 akhirnya mendorong pengembangan generasi baru pesawat tempur Amerika seperti F-15.
Tetapi ternyata sempat muncul gagasan atau rencana untuk menjadikan MiG-25 sebagai pesawat jet penumpang. Pada awal 1960-an, desain biro MiG mengusulkan MiG-25 untuk menjadi jet bisnis supersonik pertama di dunia.
Dengan pesawat ini penumpang bisa bepergian dari Moskow ke Vladivostok yang jaraknya 6.000 mil hanya dalam waktu beberapa jam saja. Tetapi proyek ini tidak pernah menjadi kenyataan.
Tetapi penulis dokumen Yefim Gordon dan Sergey Komissarov dalam buku mereka berjudul “Unflown Wings: Unbuilt Soviet/Russian Aircraft Projects Since 1925” mengupas tentang rencana itu.
Sebuah foto menunjukkan sebuah MiG-25 yang diperkirakan menjadi model jet bisnis. Model tetap mirip pesawat tempur MiG-25 dengan lubang udara yang khas, sayap dan ekor ganda, tapi sayap lebih besar dan badan pesawat yang lebih luas dan lebih panjang.
“Di belakang dek penerbangan adalah kabin penumpang untuk enam orang dan lorong, dengan pintu masuk kiri kapal di belakang dari dek penerbangan,” tulis Gordon dan Komissarov. “Kabin dapat dikonversi untuk kargo dengan menghapus kursi.”
MiG-25 jet bisnis akan membawa 5-7 penumpang atau hingga 2.000 pon kargo di kecepatan jelajah Mach 2,35. Kapasitas bahan bakar tambahan ditambahkan untuk memperpanjang daya jangkau dari kisaran 1.200 mil pada jet tempur menjadi 2.200.
Idenya berasal MiG, bukan pemerintah Soviet, yang bijaksana memveto proyek. Dengan jarak 2.000 mil ditempuh dengan Learjet 70, tidak terdengar terlalu buruk. Tapi jarak dari Moskow ke Vladivostok di pantai Pasifik hampir 6.000 mil. Sebuah jet pendek tidak akan praktis untuk melintasi hamparan luas kekaisaran Soviet.
Selain itu biaya perawatannya akan sangat mahal. Pengamat Barat kagum ketika MiG-25 terbang di atas posisi Israel di gurun Sinai pada tahun 1973, dengan kecepatan Mach 3,2. Baru kemudian mereka sadar bahwa untuk terbang dengan kecepatan itu, mesin Foxbat harus diganti setelah penerbangan.
Fokus perjalanan udara modern adalah bagaimana untuk memindahkan banyak orang dengan sedikit biaya untuk maskapai. Sementara sebuah MiG hanya bisa membawa tujuh penumpang. Tetapi di sisi lain, Soviet selalu tertarik pada proyek-proyek prestise; jet bisnis supersonik pertama dunia akan memiliki beberapa nilai propaganda terlepas dari ekonomi.
Pada akhirnya, mengkonversi jet tempur menjadi pesawat komersial tidak masuk akal. Jet tempur seperti F-22, Su-35 atau F-35 yang dioptimalkan untuk perang bukan kargo. Selain pemeliharaan dan biaya bahan bakar tinggi, jet tempur dioptimalkan untuk pertempuran udara, tidak mengangkut orang dalam kenyamanan.