Tak Mungkin Lagi Dipertahankan, India Segera Singkirkan MiG-21
MiG-21 India

Tak Mungkin Lagi Dipertahankan, India Segera Singkirkan MiG-21

Angkatan Udara India mengatakan mereka tidak dapat menunggu lagi untuk mempertahankan jet tempur MiG-21 yang sudah tua.  Semua jet tempur buatan Soviet yang tidak ditingkatkan akan dihapus pada akhir tahun ini.

Kepala Angkatan Udara India Marshal Birendra Singh Dhanoa mengatakan MiG-21 telah beroperasi selama empat dekade terakhir yang berarti sudah sangat ua.

“Kami masih menerbangkan MiG-21 yang berusia 44 tahun, tetapi tidak ada yang mengendarai mobil-mobil sekuno itu,” kata Dhanoa saat seminar tentang “Modernisasi dan Indigenisasi IAF” sebagaimana dikutip Sputnik Rabu 21 Agustus 2019.

Dhanoa mengatakan jet tempur era Soviet, yang diklaim menembak jatuh F-16 buatan Amerika dalam pertempuran udara baru-baru ini di Line of Control (LoC) dengan Angkatan Udara Pakistan, akan dihapus tahun ini.

“Mudah-mudahan, saya akan menerbangkan serangan mendadak terakhir (versi dasar MiG-21) pada bulan September, tergantung pada visibilitas,” tambah Dhanoa.

Meski demikian, Dhanoa menekankan jet itu sudah beroperasi di India karena negara itu memiliki fasilitas perbaikan yang mengimplementasikan komponen buatan India.

“Lebih dari 95 persen komponen yang diperlukan untuk perbaikan dibuat di India. Rusia tidak menerbangkan MiG, tetapi kami karena kami memiliki fasilitas perbaikan,” kata Dhanoa.

Sebanyak 10 Skuadron dengan masing-masing 18-20   MiG-21 dan MiG-27 dijadwalkan untuk pensiun pada tahun 2024 setelah menyelesaikan Total Technical Life mereka.

MiG-21 adalah petarung yang pertama kali diperkenalkan ke Angkatan Udara Soviet pada tahun 1959 dan diekspor ke berbagai negara di dunia pada tahun-tahun berikutnya.

Angkatan Udara telah meningkatkan pesawat yang dikenal sebagai MiG-21bis, yang diproduksi hingga 1985.

Pada bulan September, IAF diperkirakan akan meluncurkan batch pertama jet tempur Rafale buatan Prancis ke dalam layanan. Namun, pesawat akan diharuskan menjalani setidaknya 1.500 jam pengujian intensif untuk memvalidasi sistem spesifik untuk India yang diinstal.

New Delhi telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Prancis dan Dassault Aviation untuk mengakuisisi 36 jet tempur Rafale senilai lebih dari 7,8 miliar euro untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara India yang memiliki kekurangan lebih dari 200 jet tempur untuk berperang melawan Pakistan dan China secara bersamaan, seperti yang direkomendasikan komite pertahanan parlemen.