Selama ini fokus banyak pihak lebih pada kapal induk besar yang dibangun China dan mampu membawa sayap tempur. Banyak yang memberi sedikit perhatian kepada sejumlah kapal pembawa helikopter dan kapal serbu amfibi yang juga menimbulkan bahaya yang jauh lebih besar bagi Taiwan dan Laut Cina Selatan.
Landing helicopter dock (LHD) atau kapal pendarat helikpter Type 075 yang dibangun China hampir sebesar kapal induk Liaoning dan Type 001A, tetapi konstruksi kapal yang baru relatif kurang diperhatikan. Secara teknis, LHD juga merupakan kapal induk.
Meski kapal serbu tidak dapat meluncurkan pesawat sayap tetap, dia dapat membawa puluhan helikopter serta detasemen marinir besar dan kapal pendarat mereka, yang merupakan ancaman kuat bagi wilayah maritim mana pun.
Dalam nomenklatur Angkatan Laut Amerika, LHD dapat dipertukarkan dengan kapal amfibi serangan atau amphibious assault ship (AAS). Korps Marinir Amerika mengoperasikan sembilan kapal seperti itu: delapan kapal kelas Wasp berkapasitas 40.000 ton dan satu kapal Kelas America yang baru berkapasitas 45.000 ton.
Kapal-kapal Type 075 China diperkirakan berukuran kira-kira sama dengan kapal-kapal kelas Wasp, menjadikannya sejauh ini kapal-kapal terbesar yang dioperasikan oleh pasukan angkatan laut non-Amerika.
China is going to war soon. Here are some of their new fleets:
-Type 075 helicopter landing ship
-Type 071 Yuzhao amphibious transport ship
-Type 001 aircraft carrier#China #SouthChinaSea #Warfare #OneBeltOneRoad #us #canada #russia pic.twitter.com/I1ujB1G0Bk— Qwaga (@sciencehate) April 30, 2019
The Diplomat mencatat bahwa LHD Type 075 awal diperkirakan akan berbobot 31.000 ton dan mengangkut 28 helikopter, tetapi Type 075A yang lebih besar diyakini sedang dalam pengerjaan, akan memiliki bobot perpindahan 40.000 ton dan membawa 40 helikopter. Itu kira-kira seukuran kapal induk era Perang Dunia II yang digunakan oleh Amerika dan Jepang.
Sina Militer mencatat kapal ini memiliki dek penerbangan sekitar 250 meter panjang dan lebar 32 meter, dengan setidaknya enam titik lepas landas helikopter berat.
Sebuah LHD untuk Angkatan Laut China telah lama diperkirakan, sejak dermaga platform pendaratan (LPD) Type 071 kedelapan dan terakhir diumumkan. Kapal perang berkapasitas 25.000 ton ini seperti LHD tetapi tanpa bagian atas yang datar dan hanggar untuk pesawat, meskipun mereka memiliki landasan pendaratan kecil di buritan kapal. Amerika mengoperasikan kapal serupa yang dikenal sebagai Kelas San Antonio.
Saat ini diyakini bahwa ketiga kapal kelas Type 075 sedang dirakit oleh Hudong Zhonghua, anak perusahaan dari China State Shipbuilding yang beroperasi di Shanghai. Sejumlah foto udara, satelit, foto dan lapangan, memperlihatkan dua kapal dengan geladak sumur besar untuk melakukan tugas dermaga amfibi yang dibangun berdampingan di drydocks Hudong Zhonghua.
A rendering of China's first landing helicopter dock vessel, the Type 075. CCTV pic.twitter.com/NIgounTtwU
— Howard Fleisher (@crunchtimelover) July 30, 2019
Teknisi galangan kapal yang mengambil foto-foto ini dan mempostingnya di akun Weibo mereka dilaporkan segera dipecat dari pekerjaannya dan akun Weibo segera dihapus segera setelah itu.
Menurut Sina, tiga kapal tersebut diharapkan akan beroperasi pada tahun 2025, dengan konstruksi pertama selesai tahun depan.
Satu kelemahan mencolok yang dihadapi Angkatan Laut China dibandingkan dengan Korps Marinir Amerika adalah bahwa ia tidak memiliki tiltrotor seperti V-22 Osprey atau F-35B Lightning II, yang berarti hanya dapat mengoperasikan helikopter. Namun, dengan Beijing menyiapkan versi Z-20 untuk angkatan laut dari, China segera dapat memiliki pesawat anti-kapal dan anti-kapal selam yang kuat.
Le navire de tête du premier porte-hélicoptères chinois Type 075 prend forme rapidement au chantier naval Hudong-Zhonghu, sa mise à l'eau en 2019 est envisageable. Le bâtiment conçu par CSSC 708th déplace 36 000t et pourrait transporter 28 hélicoptères. Photo en date du 6 Juin. pic.twitter.com/wqlPmJSxue
— East Pendulum (@HenriKenhmann) June 7, 2019
Taiwan di Garis Bidik?
Pentagon telah memperhatikan armada serangan baru tersebut meski pers belum melakukannya. Dalam laporan tahunan tentang kekuatan militer China yang diserahkan Pentagon kepada Kongres Mei 2019 lalu dikatakan bahwa angkatan laut China “terus berkembang menjadi kekuatan global, secara bertahap memperluas jangkauan operasionalnya di luar Asia Timur menjadi kemampuan berkelanjutan untuk beroperasi pada rentang yang semakin lama.”
“Armada kapal amfibi China, bagaimanapun, dalam beberapa tahun terakhir fokus memperoleh sejumlah kecil LPD, menunjukkan fokus jangka pendek pada misi ekspedisi skala kecil daripada sejumlah besar LST dan kapal pendarat sedang yang akan diperlukan untuk skala serangan pantai langsung skala besar, ” demikian laporan itu mengatakan.
Via Airbus Defence and Space imagery, this image of the first Type 075 LHD and the 8th Type 071 LPD was taken on 4. June at the Hudong-Zhonghua shipyard, just two days prior to the 071's launch on 6. June. pic.twitter.com/hbwqQPCfuQ
— @Rupprecht_A (@RupprechtDeino) June 14, 2019
Laporan itu juga mencatat bahwa invasi amfibi skala besar adalah salah satu operasi militer yang paling rumit dan sulit serta tergantung pada banyak faktor, dari mempertahankan keunggulan laut dan udara serta kemampuan untuk dengan cepat membangun dan memasok kembali pasukan di darat .
Naval News mencatat bahwa dengan hanya delapan LPD Type 071, Angkatan Laut China dapat memproyeksikan kekuatan lebih dari dua brigade laut, atau sekitar 10.000 pasukan. Selain armada ini, Angkatan Laut China mengoperasikan setidaknya 60 kapal pendarat tank atau landing ship, tank (LST0 yang merupakan kapal pendarat yang cukup besar untuk mengangkut hingga 10 tank dan yang masing-masing memuat sekitar 5.000 ton.
These are allegedly the very first clear images of the PLAN Type 075 LHD under construction :-o
Quite interesting, the original weibo-account is already down:https://t.co/lKDAqdzdSm pic.twitter.com/KTssXstcco
— @Rupprecht_A (@RupprechtDeino) July 2, 2019
Laporan Pentagon tahun 2018 tentang kemampuan militer China mencatat rencana Beijing untuk meningkatkan lebih dari tiga kali lipat jumlah Korps Marinir dari dua brigade menjadi tujuh pada tahun 2020, memberikannya 30.000 marinir dan area tanggung jawab yang jauh lebih besar yang mencakup keamanan di pangkalan-pangkalan luar negeri seperti di Djibouti. Namun, itu masih kecil dibandingkan dengan 186.000 kekuatan Korps Marinir Amerika.