Dua Rudal Asing Kembali Ditembakkan Korea Utara

Dua Rudal Asing Kembali Ditembakkan Korea Utara

Kim Jong un belum kehabisan rudal untuk diuji. Pada Jumat 16 Agustus 2019, Korea Utara kembali menembakkan proyektil tak dikenal.

Peluncuran rudal terjadi di tengah latihan militer gabungan Korea Selatan-AS, yang dimulai pada 5 Agustus dan akan berlangsung hingga 20 Agustus.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, yang dikutip oleh media lokal mengatakan dua proyektil tidak dikenal ditembakkan ke laut lepas pantai timu Jumat pagi. Militer Korea Selatan mengatakan proyektil itu ditembakkan dari dekat kota Tongchon, Provinsi Kangwon ke Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.

“Militer sedang memantau situasi jika ada peluncuran tambahan sambil mempertahankan postur kesiapan”, kata pernyataan itu, yang dikutip oleh AFP.

Sejak pemimpin Korea Utara Kim Jong un dan Presiden Amerika Donald Trump bertemu di zona demiliterisasi Korea dan setuju untuk memulai kembali perundingan denuklirisasi yang macet, Pyongyang telah melakukan beberapa peluncuran rudal. Korea Utara mengakui mereka bertujuan untuk mencegah Seoul dan Washington dari menahan manuver militer bersama. .

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan awal pekan ini bahwa Seoul berencana untuk memodernisasi armada jet tempurnya dalam lima tahun ke depan dan mencari lebih banyak peluang pertahanan di luar angkasa. Rencana Korea Selatan datang setelah Korea Utara meluncurkan beberapa proyektil, yang menurut Seoul dikategorikan sebagai rudal balistik, selama beberapa minggu terakhir.

Pada  Kamis, Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya juga menekankan perlunya memperkuat upaya pengawasan karena kemungkinan bahwa Korea Utara dapat menembakkan lebih banyak rudal setelah peluncuran sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir.

Dalam pernyataan sebelumnya setelah tes rudal sebelumnya, Kim mengatakan latihan itu dimaksudkan sebagai peringatan kepada Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk menghentikan latihan militer mereka  yang menurut pemimpin Korea Utara melanggar perjanjian Juni 2018 antara dia dan Presiden Donald Trump untuk menghentikan latihan seperti itu.

Korea Utara telah terlibat dalam pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat sejak 2018. Kim dan Trump menyatakan komitmen mereka terhadap proses ini pada pertemuan bilateral pertama mereka di Singapura.

Kedua pemimpin bertemu untuk kedua kalinya di Vietnam pada Februari 2019, tetapi pembicaraan mereka berakhir dengan tiba-tiba tanpa kesepakatan. Sementara Pyongyang ingin sanksi internasional dicabut, Washington bersikeras bahwa Pyongyang harus sepenuhnya dulu meninggalkan program nuklirnya.