Kapal perang Inggris HMS Kent berlayar ke Teluk pada Senin 12 Agustus 2019 untuk bergabung dengan misi pimpinan Amerika mengawal kapal niaga di kawasan itu di tengah meningkatnya ketegangan politik antara Barat dan Iran. Namun
Inggris sepakat untuk bergabung dengan Amerika Serikat dalam misi keamanan maritim di Teluk untuk melindungi kapal dagang yang melintasi kawasan tersebut. Sebelumnya negara ini meluncurkan rencana untuk membangun operasi sendiri dengan melibatkan negara-negara Eropa.
Namun London menegaskan, mereka tetap tidak akan setuju dengan strategi Amerika menekan Iran dengan sanksi maksimum.
” Fokus kami di Teluk tetap kuat untuk mengurangi ketegangan saat ini, “kata Andy Brown, komandan kapal sebagaimana dikutip Reuters.
“Kami berkomitmen untuk menegakkan kebebasan navigasi dan meyakinkan pelayaran internasiona melalui operasi ini,” katanya. HMS Kent akan meringankan kapal Inggris lainnya, HMS Duncan, yang sudah bekerja di wilayah tersebut.
Pada 5 Agustus 2019 Inggris menandatangani misi pengawalan kapal tanker dengan Amerika. Pejabat Inggris menekankan hal itu tidak mengubah kebijakan London tentang Iran dan bahwa itu tidak akan bergabung dengan sanksi Washington yang menargetkan Teheran.
“Sangat penting untuk mengamankan kebebasan bagi semua pelayaran internasional untuk menavigasi Selat Hormuz tanpa penundaan, mengingat ancaman yang meningkat. Pengerahan aset Angkatan Laut Inggris adalah tanda komitmen kami untuk kapal berbendera Inggris dan kami berharap dapat bekerja bersama Amerika dan yang lainnya untuk menemukan solusi internasional untuk masalah di Selat Hormuz, ” kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.
“Pendekatan kami ke Iran belum berubah. Kami tetap berkomitmen untuk bekerja dengan Iran dan mitra internasional kami untuk mengurangi situasi dan mempertahankan kesepakatan nuklir,” tambah Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.
Ketika ketegangan Amerika-Iran telah mendidih dengan latar belakang sejumlah insiden yang tidak menentu di Teluk, Washington menyarankan pembentukan koalisi internasional untuk memastikan keamanan maritim di kawasan itu, mengundang beberapa negara Eropa, termasuk Jerman, Prancis, dan Inggris , bersama dengan negara lain, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia, untuk bergabung.
Namun Inggris juga mengajak sejumlah negara Eropa untuk membangun koalisi dan tidak setuju dengan cara Amerika memberi sanksi maksimum kepada Teheran. Usulan Inggris ini telah didukung sejumlah negara termasuk Jerman.