3. Multiple-rocket launcher system
Dua minggu lalu, Korea Utara mengklaim dua kali menguji sistem peluncur roket ganda atau multiple-rocket launcher system baru, yang keduanya memuaskan Kim.
Tampaknya sistem baru ini mampu mengirim proyektil sekitar 155 mil ke Korea Selatan, sekitar 37 mil lebih jauh dari yang dapat diluncurkan sistem sebelumnya. Hal ini memungkinkan Korea Utara untuk menyerang lebih dalam ke wilayah tetangganya di selatan, menempatkan pasukan dan senjata pada risiko yang lebih besar.
FOOTAGE: #NorthKorea's state-run KCTV at 1700 KST airs photos of their July 31 test-launch of the “new large-caliber multiple launch guided rocket system.”
Details: https://t.co/l72CV58jMI pic.twitter.com/z7GEj5vZyl
— NK NEWS (@nknewsorg) August 1, 2019
Gambar yang dirilis sengaja dibuat kabur namun, roket yang diluncurkan dari sistem tampaknya memiliki sirip di hidung yang menunjukkan bahwa mereka mungkin benar-benar bertindak lebih seperti peluru kendali daripada roket “bodoh” yang mendarat tanpa presisi.
Dengan kata lain, Korea Utara memiliki kemampuan untuk menembak berton-ton roket seperti rudal yang hampir pasti dapat mengenai sasaran mereka tepat di atas perbatasan ke Korea Selatan.Itu adalah berita buruk bagi para perencana perang di Seoul dan Washington.
4. Rudal Jarak Pendek Tak Dikenal
Pada Minggu 11 Agustus 2019, Korea Utara mengatakan telah menguji coba rudal jarak pendek baru, menjadikannya jenis proyektil baru ketiga yang diluncurkan dalam sebulan. Kantor berita Korea Utara, KCNA melaporkan Kim juga ada di sana untuk melihat langsung pengujian itu.
Belum banyak yang diketahui tentang senjata baru ini, meskipun para ahli mencatat beberapa hal penting. Pertama, senjata lepas landas dari peluncur mobile, membuatnya sulit dilacak sebelum ditembakkan. Kedua, menggunakan bahan bakar padat, yang berarti tidak membutuhkan waktu untuk pengisian bahan bakar dan dengan demikian dapat ditembakkan lebih cepat. Dan ketiga, dapat menempuh jarak 250 mil atau lebih, hanya sedikit lebih pendek dari KN-23.
Para ahli tidak yakin mengapa Korea Utara membutuhkan dua jenis rudal jarak pendek karena mereka melakukan pekerjaan yang sama. Satu teori adalah bahwa Kim menantang tim yang terpisah untuk mengembangkan senjata baru dan mereka berdua berhasil, memberinya lebih banyak pilihan untuk digunakan jika terjadi perang.
Apa pun alasannya, hasil dari ini dan tes lainnya menunjukkan bahwa upaya Trump untuk membongkar gudang senjata Kim jelas telah gagal. “Ini bukan denuklirisasi,” kata pakar nuklir Melissa Hanham tweeted pada hari Minggu, “ini bahkan tidak dekat [dengan denuklirisasi].”