Empat Senjata Terbaru Yang Dipamerkan Korea Utara

Empat Senjata Terbaru Yang Dipamerkan Korea Utara

Sudah hampir enam bulan sejak Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu di Vietnam dan gagal mencapai kesepakatan, Korea Utara kembali meningkatkan kegiatannya dalam hal senjata.

Kim telah memamerkan tidak kurang dari empat senjata canggih baru sejak pertemuan Hanoi yang digelar pada bulan Februari. Dari lima uji coba rudal selama sebulan terakhir, Kim telah menampilkan dua rudal balistik jarak pendek yang berbeda, multiple-rocket launcher, dan sebuah kapal selam yang berpotensi menembakkan rudal nuklir dari bawah air.

Kim memiliki banyak alasan untuk memproduksi persenjataan baru, mulai dari amarahnya pada latihan militer antara Amerika dan Korea Selatan dan upaya meningkatkan posisi diplomatik dengan Amerika, serta keinginan untuk melindungi rezimnya.

“Ini adalah pengingat yang disengaja bahwa jika diplomasi gagal, Korea Utara telah lebih kuat dan lebih mampu daripada empat tahun lalu,” kata Lindsey Ford, mantan spesialis keamanan Asia di Departemen Pertahanan Amerika Serikat sebagaimana dikutip Vox.

Pyongyang tidak segan menampilkan perangkat keras terbarunya selama masa kepresidenan Trump. Kim menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) pada tahun 2017 yang, setidaknya secara teori, dapat membawa bom nuklir sampai ke Amerika Serikat.

Berikut empat senjata terbaru Korea Utara yang baru-baru ini dipamerkan.

1. Rudal balistik jarak dekat KN-23

Pada bulan Mei, Korea Utara pertama kali menguji coba rudal KN-23, yang mampu terbang hingga sekitar 280 mil sambil membawa hulu ledak nuklir.  Kemampuan ini menempatkan banyak wilayah Korea Selatan dan Jepang dalam bahaya besar, karena mereka berada dalam jangkauan serangan.

Rudal balistik biasanya terbang dengan pola seperti parabola. Karena itu, lebih mudah (walaupun masih tetap tidak mudah) untuk pertahanan rudal  mencegat rudal balistik karena lintasannya dapat diprediksi.

Tetapi KN-23 terbang lebih rendah daripada kebanyakan rudal balistik dan memiliki sirip yang memungkinkannya untuk bermanuver, yang berarti ia memiliki peluang lebih baik untuk lolos dari intersep dan menghantam sasaran yang dituju.

“Ini adalah mimpi buruk bagi pertahanan rudal regional,” kata Vipin Narang, seorang ahli nuklir di MIT. Apa yang membuat rudal lebih mematikan adalah bahwa ia dapat ditembak dari peluncur mobile, yang membuat prediksi kapan dan dari mana datangnya serangan menjadi hampir mustahil.

Kim telah menguji proyektil ini empat kali pada tahun 2019, yang terbaru pada tanggal 5 Agustus, dan semua tes berhasil. Maka, tidak dapat disangkal bahwa Korea Utara dapat menggunakan senjata ini untuk menyerang Korea Selatan dan Jepang dan pasukan Amerika yang ditempatkan di negara-negara tersebut dengan senjata ini jika perang pecah.

KCNA

2. Kapal Selam Rudal Balistik

Pyongyang merilis tiga gambar pada bulan Juli yang menunjukkan Kim berdiri di depan kapal selam besar di dalam galangan. Para ahli mengatakan kapal selam itu cukup besar sehingga kemungkinan bisa membawa rudal yang dilengkapi dengan bom nuklir, memungkinkan pemimpin Korea Utara untuk memerintahkan serangan nuklir dari lokasi bawah laut yang tidak diketahui.

Meskipun tidak ada foto yang secara pasti membuktikan bahwa kapal itu dapat menembakkan proyektil berujung nuklir, – analis mengatakan bahwa Korea Utara mungkin hanya akan tertarik untuk mengembangkan sebuah kapal selam jika memiliki kemampuan nuklir.

Meskipun para ahli percaya bahwa kapal selam dalam gambar tetap merupakan prototipe yang belum diuji, hal ini menunjukkan bahwa Korea Utara terus meningkatkan kemampuannya untuk mengancam Amerika dan sekutunya dari lokasi yang sulit dideteksi.

Yang berarti jika Amerika dan Korea Utara terlibat dalam perang nuklir, sangat sulit bagi Washington untuk menghancurkan kapal selam sebelum dapat meluncurkan nuklir di Korea Selatan, Jepang, atau bahkan Amerika Serikat.

NEXT