Kapal baru Type 26 milik Royal Navy bisa menjadi kapal perang yang paling kuat dan fleksibel dalam beberapa dekade. Dengan asumsi, Kementerian Pertahanan Inggris mendanai kapal-kapal dengan semestinya.
Armada Inggris memperoleh delapan dari fregat seberat 7.000 ton tersebut dengan biaya lebih dari US$ 9 miliar untuk menggantikan jumlah yang sama dari fregat Type 23 yang dibangun tahun 1980an.
Type 26 pertama akan memasuki layanan pada pertengahan 2020-an. Jurnal Pertahanan Inggris menyebutkan dengan Type 26, Royal Navy bisa mendapatkan kapal perang yang seimbang dengan beragam persenjataan canggih dan fleksibilitas tinggi untuk menangani berbagai misi.
“Desain baru yang memiliki panjang 149 meter, memiliki kecepatan tertinggi lebih dari 26 knot dan akomodasi untuk hingga 200 orang. Diharapkan memiliki daya tahan 60 hari dan memiliki jangkauan 7.000 mil dengan 15 knot, ” tulis jurnal tersebut sebagaimana dikutip National Interest Senin 12 Agustus 2019.
Bukan rahasia lagi bahwa Type 26 dirancang dengan modularitas dan fleksibilitas untuk meningkatkan keserbagunaan di berbagai operasi mulai dari kontra pembajakan dan operasi bantuan bencana hingga pertempuran intensitas tinggi.
Desain akhir yang dibangun BAE memiliki ruang misi besar di tengah kapal daripada dek sumur buritan yang ditampilkan dalam desain sebelumnya. Fleksibilitas peran ini dimungkinkan oleh ruang misi, yang mampu mendukung banyak helikopter, kendaraan bawah laut tak berawak, muatan misi, dan alat-alat bantuan bencana.
BAE mengatakan bahwa peluncur dapat disediakan untuk operasi drone sayap tetap dan dek penerbangan akan mampu mendaratkan helikopter Chinook untuk mengangkut pasukan dan kargo.
Secara teori pemuatan senjata fregat itu mengesankan. Selain senapan lima inci standar, juga 48 sel peluncuran vertikal untuk rudal permukaan ke udara Sea Ceptor dengan jangkauan 15 mil. Selain itu juga ada sel peluncuran vertikal 24 Mk. 41 untuk jenis rudal yang lebih besar, termasuk rudal jelajah darat Tomahawk dan berbagai rudal anti-kapal berat.
“Generasi berikutnya dari rudal anti-kapal adalah masalah besar, karena ini akan memastikan bahwa kapal-kapal ini akan menjadi salah satu kapal perang Inggris paling fleksibel dalam beberapa dekade,” tulis Jurnal Pertahanan Inggris.
Generasi berikutnya dari rudal anti-kapal sangat penting karena kapal Angkatan Laut Inggris akan kehilangan kemampuan rudal anti kapal pada tahun 2020 ketika rudal Harpoon ditarik dengan penggantian yang belum datang hingga sekitar tahun 2030.
Meski Angkatan Laut Inggris masih akan memiliki kemampuan anti-kapal melalui armada kapal selam dan helikopter, ini masih akan menjadi kesenjangan kemampuan yang signifikan dan bahkan kemudian, tidak ada helikopter Angkatan Laut Inggris yang memiliki kemampuan rudal anti-kapal sampai tahun 2020.
Tetapi tidak jelas apakah London bermaksud sepenuhnya untuk mendanai senjata Type 26. “Tidak ada komitmen kuat yang dibuat untuk jenis senjata apa pun yang dapat ditembakkan oleh Mk. 41, tetapi dengan kapal pertama yang tidak memasuki uji coba laut selama beberapa tahun, waktunya belum tiba untuk memesan apa pun, ” kata Jurnal Pertahanan Inggris.
Pemerintah Inggris memiliki kebiasaan membeli kapal sambil mengabaikan senjata mereka. Inggris membayar miliaran dolar untuk kekuatan enam kapal Destroyer Type 45, tetapi tidak pernah sepenuhnya mendanai paket senjata kapal.
Demikian juga, Angkatan Laut Inggris mendapatkan dua kapal induk berkapasitas 70.000 ton, yang masing-masing dapat membawa hingga 36 pesawat tempur F-35. Tetapi Royal Air Force hanya berencana untuk membeli 48 F-35 untuk digunakan di kapal.
“Faktor kunci yang akan menentukan kemampuan sebenarnya dari kapal-kapal [Type 26] ini benar-benar sangat sederhana, dana yang ditempatkan untuk mempersenjatai kapal dengan benar,” jelas jurnal tersebut.
“Tanpa pendanaan yang tepat, kapal-kapal tidak akan dilengkapi dengan potensi maksimalnya terutama berbagai macam senjata yang dirancang untuk mereka dan jika itu terjadi uang banyak yang dihabiskan untuk desain dan bangunan mereka, dihabiskan dengan sia-sia . “