Amerika terus mencari dukungan untuk menggelar operasi bersama di Selat Hormuz menghadapi ancaman Iran. Kali ini Amerika secara terbuka meminta salah satu sekutunya di Asia, Korea Selatan untuk ikut mengirimkan kekuatannya.
Kantor Berita Korea Selatan Yonhap melaporkan Jumat 9 Agustus 2019 melaporkan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Mark Esper, meminta Korea Selatan agar mengirim pasukan untuk bergabung dengan pasukan maritim pimpinan Amerika di Selat Hormuz di lepas pantai Iran.
Esper menyampaikan permintaan tersebut saat pertemuan dengan Menteri Pertahanan Jeong Kyeong-doo di Korea Selatan, tambahnya.
Jeong mengatakan kepada Esper bahwa Seoul sedang mempertimbangkan berbagai opsi lantaran warga dan kapal-kapal Korsel juga menggunakan selat itu. Pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan tidak langsung menanggapi perihal tersebut.
Pada 19 Juli 2019, Komando Pusat Amerika mengumumkan rencana yang dijuluki Operation Sentinel, yang akan berfokus terutama pada intelijen, pengawasan, dan pengintaian, serta peningkatan pertukaran informasi antara sekutu dan mitra untuk meningkatkan kesadaran situasi secara keseluruhan di wilayah tersebut.
Sejumlah negara sekutu Amerika telah memutuskan untuk menolak proposal yang diajukan oleh Washington. Inggris memutuskan untuk menggelar operasi sendiri dengan Jerman dan beberapa negara Eropa telah memutuskan untuk bergabung.
Sementara Jepang mengatakan tidak akan bergabung dengan Amerika untuk melakukan misi bersama di Selat Hormuz. Kalaupun nantinya mengirimkan kapal perang, mereka akan melakukan secara mandiri.