Australia mengesampingkan kemungkinan akan menjadi rumah bagi rudal berbasis darat Amerika Serikat setelah pembicaraan dengan para pejabat tinggi pertahanan dan diplomatik Washington.
Menyusul pengumuman bahwa Amerika Serikat berencana untuk mengerahkan rudal jarak menengah di Asia – yang secara luas dilihat sebagai upaya untuk menahan China – Australia disebut-sebut sebagai negara yang kemungkinan akan menampung senjata tersebut.
Namun hal itu dibantah Perdana Menteri Scott Morrison. “Itu tidak diminta dari kita, tidak dipertimbangkan, tidak diajukan kepada kita,” katanya Senin 5 Agustus 2019 sebagaimana dilaporkan Miltiary.com.
Komentarnya datang beberapa jam setelah Menteri Pertahanan Amerika Mark Esper dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bertemu di Sydney.
Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds mengatakan kepada Radio ABC bahwa masalah itu muncul dalam pertemuannya dengan Esper: “Saya langsung bertanya kepadanya, ‘apakah ada kemungkinan akan datang permintaan’, dan dia bilang ‘tidak.'”
Setiap permintaan resmi akan menempatkan Australia di tempat yang sulit antara sekutu lama Amerika Serikat dan mitra dagang utama China.
Kebijakan terhadap Beijing telah menjadi titik gesekan yang semakin meningkat antara Washington dan Canberra, yang berusaha mempertahankan hubungan kerja yang baik dengan pemerintah Presiden China Xi Jinping.
Satuan Korps Marinir Amerika secara teratur berputar melalui Darwin, menimbulkan spekulasi bahwa kota utara itu dapat menampung rudal setelah penarikan Amerika menarik diri dari INF.
Para ahli mengatakan lokasi yang paling mungkin untuk penempatan rudal adalah di fasilitas militer Amerika di pulau Guam.
Kunjungan Pompeo sendiri sebagia upaya memberikan peringatan tajam bagi para mitra untuk “membuka mata lebar-lebar” tentang perilaku China yang semakin tegas.
Dia juga memperingatkan para pembuat kebijakan Australia tentang risiko menutup mata terhadap pelanggaran untuk berdagang dengan Beijing.
“Anda bisa menjual jiwa Anda untuk setumpuk kedelai, atau Anda bisa melindungi orang-orang Anda,” katanya.
“Kami pikir mungkin untuk melakukan perdagangan dengan China, namun mengharuskan mereka untuk berperilaku dengan aturan yang sama.”