Amerika Serikat secara resmi telah meminta Jerman, Prancis, dan Inggris untuk bergabung dengan misi militernya di Teluk untuk apa yang Washington sebut ‘memerangi agresi Iran.’
“Kami secara resmi telah meminta Jerman untuk membantu mengamankan Selat Hormuz dan memerangi agresi Iran, bersama dengan Prancis dan Inggris,” kata juru bicara Kedutaan Besar Amerika di Jerman Selasa 30 Juli 2019.
Surat kabar Zeit melaporkan hingga ada Selasa sore Pemerintah belum menerima permintaan resmi dari sekutunya Amerika tersebut.
Menteri Pertahanan jerman Annegret Kramp-Karrenbauer bersikeras bahwa setiap permintaan harus dipertimbangkan dengan hati-hati tergantung pada situasi spesifik. “Kita bisa membicarakannya terlebih dahulu dan memutuskan [hanya] jika kita tahu apa yang sebenarnya direncanakan,” katanya.
Akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo mengatakan ia telah mengundang Jerman, Prancis, dan Inggris ke dalam ‘koalisi internasional’ yang diusulkan Amerika, bersama dengan Australia, Jepang, Norwegia, Korea Selatan, dan negara-negara lain.
Amerika sebelumnya mengindikasikan bahwa kerangka kerja keamanan laut internasional yang dikenal sebagai ‘Operational Sentinel’, sedang dibentuk, dan bertujuan untuk meningkatkan keamanan bagi kapal-kapal komersial yang beroperasi di Teluk Persia, Selat Hormuz, Bab el Selat Mandeb dan Teluk Oman setelah serangan baru-baru ini terhadap tanker minyak di sana.
Washington menyalahkan serangan ini terhadap Iran. Teheran telah membantah klaim ini dan menuduh Amerika dan sekutu Israel, Emirat dan Arab Saudi sengaja memperburuk situasi di kawasan itu.
Pada hari Sabtu, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan kepada media Jerman bahwa strategi “tekanan maksimum” Amerika terhadap Iran adalah ‘skenario yang tidak dapat diterima’ untuk keterlibatan Berlin di wilayah tersebut, dan mengatakan lebih memilih tawaran Inggris di wilayah ini.
“Keterlibatan kami harus memiliki wajah Eropa. Kami tidak berpartisipasi dalam strategi Amerika tekanan maksimum,” kata Maas. Denmark, Prancis, dan Italia juga dilaporkan menyatakan minatnya terhadap rencana Inggris.
Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengumumkan rencana London untuk “menyusun misi perlindungan maritim yang dipimpin Eropa” pekan lalu sebagai tanggapan atas penyitaan kapal tanker berbendera Inggris di Teluk Persia.
Gagasan koalisi yang dipimpin Amerika muncul setelah meningkatnya ketegangan militer di kawasan itu. Pada pertengahan Mei, beberapa tanker disabotase di lepas pantai UEA. Dua lagi tanker yang membawa kargo terkait Jepang diserang di Teluk Oman pada pertengahan Juni.
Beberapa minggu sebelum serangan, Amerika mengumumkan rencana untuk mengerahkan kelompok tempur kapal induk di Timur Tengah di tengah laporan intelijen tentang ‘ancaman segera’ dari Iran terhadap kepentingannya di kawasan itu.
Pada 20 Juni, Iran menembak jatuh pesawat mata-mata Amerika senilai US$220 juta yang terbang di atas wilayahnya. Pekan lalu, Pentagon mengklaim telah menembak jatuh setidaknya satu pesawat tak berawak Iran yang beroperasi dalam “kisaran ancaman” dari kapal perangnya.