Setelah tertunda-tunda lama Rusia akhirnya secara resmi meluncurkan produksi massal pesawat tempur generasi kelima Su-57. Ini berarti butuh sekitar 18 tahun sejak pesawat itu pertama dikembangkan.
Dalam brosur bertepatan dengan ulang tahun ke-80 pabrikan pesawat Sukhoi disebutkan produksi massal diluncurkan pada 2019 dan kontrak jangka panjang ditandatangani dengan Departemen Pertahanan untuk mengirim lebih dari 70 pesawat.
“Sistem penerbangan multinasional generasi kelima, yang memiliki peralatan onboard yang sangat cerdas, hampir tidak terlihat dan juga ditandai oleh garis besar intersepsi target udara dan penghancuran target darat. Produksi massal diluncurkan pada 2019,” demikian bunyi brosur tersebut sebagaimana dikutip Sputnik Senin 29 Juli 2019.
Su-57 adalah jet tempur superioritas udara siluman yang dibuat oleh Sukhoi dan yang sebelumnya dikenal sebagai Prospective Airborne Complex dari Frontline Aviation (PAK FA). Pesawat dua mesin ini mengusung teknologi siluman dan dikembangkan untuk peran pertempuran udara dan serangan darat.
Pesawat tempur ini dilengkapi dengan sistem avionik canggih dan radar active phased array serta berbagai persenjataan presisi tinggi.
Rusia telah tertinggal jauh dengan Amerika Serikat dalam mengembangkan jet tempur generasi kelima. Sampai saat Amerika telah menerbangkan dua pesawt siluman yakni F-22 Raptor dan F-35 Lightening II. Bahkan Rusia juga kalah langkah dengan China yang telah mengoperasikan J-20 meski dalam jumlah terbtas.
Pengembangan Su-57 juga tertatih-tatih. Pesawat ini mulai dikembangkan pada tahun 2001. Prototipe T-50 (sebelum disebut Su-57) terungkap dan diluncurkan pada tahun 2010. Pada tahun 2014 sebuah prototipe pra-produksi dikirim ke Angkatan Udara Rusia untuk uji coba dan evaluasi. Uji coba ini selesai pada tahun 2015.
Rencananya pesawat tempur ini akan mulai beroperasi pada 2017-2018 dan harus mencapai kemampuan operasional penuh pada tahun 2020. Namun rencana itu tertunda. Kemunduran terkait dengan masalah teknis, pengembangan beberapa sistem inti yang tidak lengkap, seperti mesin, rudal dan elektronik baru, serta masalah pendanaan.
Angkatan Udara Rusia awalnya ingin mendapatkan 150-200 jet tempur multi peran ini. Namun Angkatan Udara Rusia sampai saat ini masih memilih untuk memesan lebih banyak Su-30SM dan Su-35.
Pada 2018 setidaknya sembilan pesawat Su-57 dibangun termasuk prototipe dan jet tempur pra-produksi.
Pengembangan pesawat ini didanai sebagian oleh India, karena negara tersebut berencana mengakuisisi 250 yang dikenal sebagai Fifth-Generation Fighter Aircraft (FGFA) yang akan diabngun HAL. Tetapi rencana ini gagal setelah India menarik diri karena tidak puas dengan kinerja Su-57 dan tidak sabar menunggu pengembangan jet tempur yang tertunda-tunda sementara mereka membutuhkan pesawat siluman secara cepat untuk menghadapi China yang sudah memiliki J-20.
Baca juga: