US Navy Uji Drone Revolusioner

US Navy Uji Drone Revolusioner

Angkatan Laut Amerika atau US Navy mengumumkan bahwa mereka telah melakukan pengujian pesawat tak berawak terbaru dengan desain dan kemampuan revolusioner. Drone yang disebut V-BAT diuji dari dek penerbangan kapal transportasi cepat USNS Spearhead (T-EPF 1).

Spearhead berlayar di Samudra Atlantik di lepas pantai Key West, Florida, untuk melakukan eksperimen armada dengan beberapa sistem udara dan bawah laut tanpa awak termasuk V-BAT.

Komando Selatan & Armada Keempat Amerika  dalam pernyataannya Ahad 28 Juli 2019 menyebutkan beberapa percobaan yang dilakukan termasuk menguji pengoperasian pesawat tak berawak V-BAT untuk memberikan deteksi dan pemantauan yang ditingkatkan guna mendukung misi kontra-narkotika di Karibia dan Pasifik Timur dan menguji posisi, navigasi dan pengaturan waktu untuk navigasi di lingkungan yang mengalami gangguan GPS.

Menurut informasi saat ini, V-BAT adalah pesawat tanpa awak vertical take-off and landing  (VTOL) dengan kemampuan  tahan lama. Kemampuan lepas landas dan mendarat dengan vertikal ini ideal untuk dioperasikan dari kapal dan area terbatas.

Desain kipas yang terselubung keselamatan operasional dengan menghilangkan rotor yang terbuka. Pesawat ini diluncurkan dan mendarat dalam area 20 x 20 kaki.

Sebagaimana ditulis War Zone, dengan kecepatan hingga 90 knot, pesawat tanpa awak ini dapat melesat dengan cepat dan dapat melaju sekitar selama delapan jam pada 45 knot pada ketinggian hingga 15.000 kaki.

Drone ini dapat membawa muatan sekitar delapan pon, yang dapat mencakup berbagai sensor multi-spektral, kecerdasan elektronik, radar, peperangan elektronik, dan paket konektivitas.  Benar -benar banyak fleksibilitas yang dikemas dalam drone yang relatif kecil  dengan berat hanya 82 pon.  Drone menggunakan mesin dua langkah 183cc yang menyediakan sekitar 13 tenaga kuda untuk propulsi kipas angin dan sistem kontrolnya.

Kombinasi kenyamanan operasional VTOL, dengan keamanan kipas yang terselubung dan durasi sayap tetap dalam sistem UAV kecil, akan merevolusi ketersediaan operasi UAV dari area terbatas, menjembatani kesenjangan misi kritis pada tingkat taktis.

Angkatan Darat Amerika juga memasukkan V-Bat pada daftar pesaing yang untuk menggantikan drone RQ-7 Shadow milik mereka. US Army menginginkan sebuah drone kecil dengan kemampuan untuk beroperasi secara independen dalam kondisi yang sangat keras dan tanpa landasan pacu apa pun,