Korea Selatan akan bergabung dengan pasukan maritim pimpinan Amerika di Timur Tengah dengan mengirim unit angkatan laut, yang meliputi kapal perusak, guna membantu patroli tanker minyak yang melintasi Selat Hormuz.
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat meningkat sejak Washington mundur dari kesepakatan nuklir Iran tahun lalu dan kembali memberlakukan sanksi terhadap Teheran.
Serangan tanker minyak di Selat Hormuz di lepas pantai Iran dalam beberapa bulan belakangan memperparah hubungan kedua negara. Aksi tersebut memicu pejabat AS untuk menyeru negara-negara sekutu agar bergabung dengan rencana misi keamanan maritim.
Surat kabar Korea Selatan, Maekyung, mengutip pejabat tinggi pemerintah yang tak disebutkan namanya, melaporkan Senin 29 Juli 2019 bahwa Korea Selatan memutuskan untuk mengerahkan unit kapal antipembajakan Cheonghae yang beroperasi di perairan Somalia, kemungkinan dilengkapi dengan sejumlah helikopter.
Kementerian Pertahanan Seoul mengatakan pemerintah akan mendalami langkah itu guna melindung tanker-tanker mereka di kawasan tersebut. Namun, hingga kini belum ada keputusan apa pun.
“Jelas bahwa kita harus melindungi kapal-kapal kita yang melintasi Selat Hormuz, bukan? Jadi kami sedang mempertimbangkan berbagai kemungkinan,” kata juru bicara wakil Kementerian, Ro Jae-cheon, saat konferensi pers mingguan pada Senin.