Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki tidak akan menyerah dengan ancaman sanksi dari Amerika terkait pembelian sistem pertahanan udara S-400 termasuk akan mengeluarkan mereka dari program F-35.
Erdogan mengatakan Jumat 26 Juli 2019, Turki akan membeli pesawat tempur ke negara lain apabila Amerika Serikat menjalankan keputusannya tersebut.
“Saya akan menekankan sekali lagi bahwa Turki tidak akan menyerah pada rencananya untuk memastikan keamanan nasional meskipun ada ancaman,” katanya sebagaimana dilaporkan Reuters.
Erdogan juga menuturkan bahwa keputusan Amerika untuk mengeluarkan Ankara dari program produksi jet tidak akan menghalangi Turki untuk memenuhi kebutuhannya.
Amerika pekan lalu mengatakan pihaknya menyingkirkan sekutu NATO Turki dari program F-35 setelah Ankara membeli dan menerima pengiriman pertahanan rudal S-400 buatan Rusia. Presiden Amerika Donald Trump belum memutuskan sanksi terhadap Turki yang tampaknya diharuskan berdasarkan hukum AS.
Erdogan, yang secara terbuka berbicara tentang meregangnya hubungan Ankara dengan Washington untuk pertama kali dalam 11 hari, mengaku ia berharap pejabat Amerika akan bersikap “masuk akal” dalam masalah sanksi.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo mendesak Turki untuk tidak membuat sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia “operasional” karena Presiden Donald Trump telah menunda penerapan sanksi baru.
“Mungkin ada lebih banyak sanksi untuk diikuti tetapi terus terang apa yang sebenarnya kita sukai adalah agar S-400 tidak menjadi operasional,” kata Pompeo dalam sebuah wawancara di Bloomberg Kamis 25 Juli 2019.
Amerika telah lama mengatakan langkah Turki tidak sesuai dengan perannya dalam program jet NATO dan F-35, meskipun Trump juga mengisyaratkan dia enggan untuk memberikan lebih banyak sanksi pada pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Fokus Pompeo pada Turki agar tidak menjadikan sistem Rusia “operasional” nampaknya mengisyaratkan langkah mundur dari fokus Amerika. Sebelumnya Washington ngotot Turki tidak menerima atau melanjutkan pembelian sistem pertahanan udara tersebut.
Sikap yang sedikit melunak ini mungkin merupakan upaya untuk membentuk kompromi. Meski S-400 pertama sudah dikirim, Turki belum menerima rudal yang sebenarnya untuk sistem tersebut.