Suka atau tidak, harus diakui sulit untuk melawan Israel dalam hal merawat dan meningkatkan kemampuan jet tempur mereka. Bahkan tidak jarang, jet tempur Amerika pun kalah dalam hal ketangguhannya.
Israel memiliki cara yang kerap tidak terpikirkan oleh pihak lain dalam membangun pesawat tempurnya. Tidak ada kata tidak mungkin bagi mereka bahkan ketika produsen pesawat itu sendiri sudah menyerah.
Angkatan Udara Israel memiliki apa yang dikenal sebagai Divisi Teknik Depot 22. Inilah yang bertugas merawat, menjaga, memperbaiki hingga mengupgrade jet tempur mereka. Berikut beberapa cara gila Israel dalam menjadikan sayap tempur mereka sulit tertandingi:
F-15 Kanibal
Sekilas foto di atas adalah jet tempur F-15 pada umumnya, tetapi Eagle satu ini benar-benar beda. Tidak ada yang menyamainya di dunia karena bagian depan dan bagian belakan dari pesawat berasal dari varian yang berbeda.
Sebuah F-15B (di Israel disebut sebagai Arrowhead) mengalami kecelakaan pada tahun 2011. Kecelakaan yang terjadi pada Juni 2011 itu terjadi ketika sekawanan burung pelican tertelan salah satu mesinnya yang memicu api besar. Pilot dan navigator mampu mendaratkan pesawat tetapi Boeing sebagai pembuat pesawat dan Angkatan Udara Israel awalnya telah memutuskan pesawat mengalami kerusakan total alias tidak mungkin digunakan lagi.
Selama lebih dari tiga tahun, perwira Angkatan Udara Amerika memperdebatkan apa yang harus dilakukan dengan pesawat dua kursi yang telah berusia 35 tahun itu. Karena bagian depan tidak mengalami kerusakan, sayang jika tidak digunakan. Para ahli di Depot 22 mengusulkan sebuah rencana untuk menggabungkan bagian depan Arrowhead dengan bagian belakang F-15 kursi tunggal yang sudah tua dan telah diparkir di gurun selama 20 tahun.
Israel sempat bertanya ke Boeing apakah hal itu bisa dilakukan, tetapi tidak mendapat jawaban hingga akhirnya Israel nekat jalan sendiri.
Pada November 2018, akhirnya pekerjaan selesai dan pesawat sukses melakukan penerbangan pertamanya. Biaya yang dihabiskan kurang dari US$ 1 juta, termasuk tenaga kerja dan suku cadang. Bandingkan dengan harga baru pesawat F-15 yang mencapai lebih dari US$ 40 juta.

Celah Kilat Memerbaiki F-16
Sekitar setahun sebelum perang Gaza pada 2014 ditemukan celah sekat di Lockheed Martin F-16. Lockheed mengeluarkan peringatan keselamatan tentang celah itu, dan mengatakan bahwa untuk memeriksa apakah ada celah. Untuk melakukan proses ini semua bahan bakar harus dibersihkan terlebih dahulu. Terlihat sepele, tetapi proses ini membutuhkan waktu sekitar satu bulan per pesawat. Dan jika harus memeriksa semua pesawat terbang, itu akan memakan waktu bertahun-tahun.
Alih-alih mematuhi rute diagnostik yang ditentukan oleh Lockheed, Depot 22 mengembangkan perangkat pengujian ultrasonik, yang digunakan untuk memetakan keseluruhan armada layanan dalam waktu kurang dari tiga minggu.
Dengan solusi ini, Israel tidak perlu membongkar semuanya. Mereka bisa mengecek empat sampai lima pesawat per hari. Dan begitu semua pesawat dipetakan, maka bisa memprioritaskan mana yang harus ditangani terlebih dahulu, sementara membiarkan yang lain terbang.
Tapi itu bukan akhir dari cerita. Lockheed Martin meresepkan bahwa bulkheads harus dilepas dan diganti jika retakan ditemukan melampaui 8 milimeter. Dalam kasus tersebut, dibutuhkan minimal 18 bulan per pesawat untuk mengganti bulkhead.
Israel menemukan beberapa celah seperti itu, tapi tidak membongkar dan mengganti. Sebagai gantinya, Depot 22 mengembangkan sebuah perbaikan. Pada awalnya, Lockheed mengatakan kepada Israel bahwa itu tidak dapat diperbaiki. Tapi tidak hanya bekerja, perbaikan bisa diimplementasikan di basis. Tidak perlu membawa pesawat terbang ke bengkel. Hingga pada bulan Juli 2014 tingkat kesiapan F-16 mencapai 100 persen.