Dalam buku putih pertahanan nasionalnya, China mengatakan bahwa rezim non-proliferasi internasional dikompromikan oleh standar ganda dan menghadapi tantangan baru.
China mengatakan dalam buku putih pertahanan nasionalnya bahwa strategi militer Amerika telah merusak stabilitas strategis. Juga ditulis bahwa persaingan militer global semakin meningkat, ketika Amerika Serikat mencari dominasi absolut sementara Rusia mengejar reformasi militer.
Dokumen yang berjudul “China’s National Defence in the New Era,” dirilis oleh Kantor Informasi Dewan Negara.
Dalam buku putih, Beijing mengatakan tidak berencana untuk mengambil bagian dalam perlombaan senjata dan mereka akan menjaga persenjataan nuklirnya pada tingkat minimum yang memadai. Dokumen itu juga mengatakan bahwa China mendukung larangan total terhadap senjata nuklir.
“China tidak terlibat dalam perlombaan senjata nuklir dengan negara lain dan menjaga kemampuan nuklirnya pada tingkat minimum yang diperlukan untuk keamanan nasional. China mengejar strategi nuklir pertahanan diri, yang tujuannya adalah untuk menjaga keamanan strategis nasional dengan menghalangi negara-negara lain menggunakan atau mengancam akan menggunakan senjata nuklir terhadap China “kata dokumen itu sebagaimana dikutip Sputnik Rabu 24 Juli 2019
Rezim non-proliferasi internasional saat ini disebut buku putih China dikompromikan oleh standar ganda dan menghadapi tantangan baru.
Risiko perlombaan senjata nuklir muncul setelah Washington mengumumkan awal tahun ini bahwa mereka meninggalkan Perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF) yang disusun pada 1987 untuk mengatasi krisis yang dipicu penempatan rudal Pershing II Amerika di Eropa Barat.
Amerika menuduh Rusia telah melanggar persyaratannya. Moskow membantah klaim itu dan menuduh, Pentagon memiliki beberapa senjata yang melanggar batas jangkauan yang ditetapkan oleh INF dalam pengembangan selama bertahun-tahun dan berencana untuk menguji senjata-senjata itu pada 2019.
Dalam buku putih tersebut juga dicatat bahwa ancaman keamanan yang tidak konvensional, seperti serangan siber, sedang meningkat.