Pemerintahan Amerika Serikat dilaporkan bersiap untuk mengirim personel militernya ke Arab Saudi di tengah ketegangan dengan Iran yang belum juga mereda.
Mengutip dua pejabat pertahanan yang tidak disebutkan namanya CNN melaporkan sebanyak 500 personel militer dijadwalkan akan dikerahkan ke Pangkalan Udara Prince Sultan Air Base, yang terletak di sebelah timur ibukota negara itu, Riyadh.
Pasukan Amerika dilaporkan akan menjadi bala bantuan bagi militer yang sudah berada di lokasi dengan persiapan awal untuk sistem rudal darat ke udara Patriot, landasan pacu dan peningkatan lapangan terbang lainnya.
Situs itu dipilih karena terletak di daerah terpencil dan akan membutuhkan waktu bagi rudal Iran untuk mencapainya.
Meskipun tidak ada pengumuman resmi mengenai penyebaran pasukan baru telah dibuat, serta tidak ada pemberitahuan kepada Kongres Amerika diberikan, pengumuman diharapkan akan berlangsung minggu depan.
Pangkalan ini dilaporkan diharapkan dapat digunakan jet tempur F-22 dan pesawat stealth lainnya. CNN mencatat bahwa Departemen Pertahanan Amerika menolak untuk mengomentari rencana penyebaran tersebut.
Pada tahun 2019, Amerika mulai membangun kehadiran militernya di wilayah tersebut dengan dalih “ancaman Iran” dan dugaan niat Iran untuk mendapatkan senjata nuklir. Di wilayah Teluk Persia khususnya beberapa insiden telah terjadi, termasuk jatuhnya pesawat mata-mata Amerika pada bulan Juni, yang menurut Iran melanggar wilayah udaranya.
Iran telah menegaskan bahwa mereka tidak mencari perang. Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, mengatakan sebenarnya Iran sejak lama mampu mengembangkan senjata nuklir jika mereka mau.