Uni Soviet pada awal tahun 1960-an mengembangkan salah satu tank terkecil di dunia tetapi memiliki tingkat membunuh tinggi karena dipersenjatai dengan rudal.
Tank dengan kode nama Object 775 yang selesai dibangun pada tahun 1964 lahir ketika kekuatan dunia justru mengarah membangun tank dengan ukuran besar.
Apa yang dilakukan oleh Rusia adalah percobaan mengintegrasikan dua sistem rudal pertahanan udara – Rubin dan Astra – ke dalam sebuah tank. Hasilnya adalah Object-775.

Model baru ini berbeda dari tank klasik karena dua awak duduk di sebuah kabin terpencil di menara. Selanjutnya, saat turret diputar kru juga ikut berputar.
Teknisi berhasil menurunkan tank sampai 170 cm atau sekitar 1 meter lebih rendah dari tank lainnya pada saat itu. Perkiraan awal model ini akan memperbaiki ketahanannya di medan perang.
Tapi profil rendah sangat mengurangi jarak pandang bagi kru dan setiap rintangan menjadi gangguan serius bagi tank itu.

Keuntungan utama tank terletak pada persenjataannya. Objek-775 dilengkapi dengan menara baja dengan peluncur 125 mm yang bisa menembakkan rudal yang dipandu dan tidak terarah.
“Rudal dipandu dilengkapi dengan hulu ledak shaped-charge dan dikemudikan dengan sistem penargetan inframerah. Rudal tersebut bisa mencapai target pada jarak 4 km dan menembus lapis baja 250 mm,” kata seorang analis militer TASS Viktor Litovkin dan dikutip RBTH 26 Februari 2018.
Dia menambahkan bahwa tank tersebut memiliki sistem pemuatan otomatis dan peluncuran rudal dilakukan melalui panel kontrol oleh komandan.
“Selain itu, rudal tank yang tidak terarah memiliki hulu ledak fragmen eksplosif eksplosif yang saat mencapai target mereka, fragmen tersebar dalam radius belasan meter, dan merupakan senjata efektif melawan musuh,” kata ahli tersebut.

Jenis proyektil ini bisa menabrak musuh pada jarak 9 km, yang sebanding dengan kemampuan tank saat ini.
Selain itu, Object 775 bisa membawa 24 rudal yang dipandu dan 48 rudal tidak dipandu. Beban amunisi totalnya adalah 72 rudal.
Tapi tank memiliki kekurangan yang sangat besar yang terletak pada peralatan penargetan inframerah.
“Semua jadi kendala bahkan asap, benar-benar membutakan rudal tank. Akibatnya, fitur yang seharusnya menjadi kekuatan utamanya menjadi kelemahan terbesar,” tambah ahli.

Terlebih lagi, sistem rudal jauh lebih mahal daripada amunisi tank standar, dan ini membuat biaya tank jauh lebih tinggi. Dan visibilitas yang buruk yang disebabkan oleh menara rendah benar-benar membatalkan semua kemungkinan mengintegrasikan sistem rudal ke dalam tank.
Akhirnya proyek inipun dihentikan dan hanya ada satu tank Project 775 yang ada di dunia saat ini yang disimpan di museum.