Menandai ulang tahun ke50 dari penerbangan perdana jet tempur buatan dalam negeri pertama China, Shenyang J-8, kontraktor pertahanan China, Shenyang Aircraft Corporation, meluncurkan drone stealth berbasis kapal induk baru yang saat ini sedang dikembangkan.
Pesawat tersebut belum disebutkan namanya, tetapi menggunakan desain sayap terbang seperti serangan drone Sharp Sword dan pembom Amerika B-2 Spirit.
Jenis badan pesawat ini dianggap optimal untuk menghnindari radar hingga memungkinkan pesawat terbang untuk menghindari radar gelombang panjang, yang dapat mendeteksi pesawat tempur siluman konvensional seperti J-20 dan F-22.

Drone baru China ini memiliki sayap lipat, dan telah dilaporkan dirancang untuk beroperasi dari apal induk. Sebuah animasi dalam video perayaan Shenyang menggambarkan drone beroperasi dari dek kapal induk.
Meski ukuran drone tidak diketahui, pesawat ini terlihat sangat besar dengan roda pendarat setinggi orang dewasa- yang berarti kemungkinan akan mempertahankan jarak yang sangat panjang. Drone ini menyerupai Boeing MQ-25 Stingray yang dikembangkan untuk Angkatan Laut Amerika tetapi tampak jauh lebih besar.
Konfirmasi bahwa China sedang mengembangkan setidaknya satu kelas drone stealth berbasis kapal induk memastikan bahwa kelompok tempur kapal induk negara itu akan dapat mengandalkan berbagai pesawat sayap tetap dalam peran tempur dan pendukung.

Satu-satunya kapal induk yang beroperasi penuh, Liaoning, saat ini hanya menyebarkan satu pesawat sayap tetap yakni J-15 Flying Shark. Pesawat yang sedang dikembangkan untuk kapal induk baru termasuk jet serangan elektronik J-15D (atau J-17), sistem peringatan dini dan kontrol udara KJ-600, dan varian J-15 yang lebih canggih serta setidaknya satu kelas drone siluman.
Sejumlah peran yang mungkin dimainkan oleh desain drone sayap besar berbasis kapal induk China antara lain dapat ditujukan untuk pengisian bahan bakar udara, seperti halnya MQ-25 US Navy, untuk memperluas jangkauan pesawat sayap tetap lainnya yang beroperasi dari dek kapal induk.
Atau, pesawat juga dapat dimaksudkan sebagai platform serangan berbasis kapal induk yang dikhususkan untuk serangan udara ke darat – di mana J-15 dikhususkan untuk perang anti pesawat.
Dimungkinkan juga bahwa drone memiliki peran yang sama sekali baru seperti penempatan rudal anti kapal kapal seperti YJ-12 untuk misi berburu kapal jarak jauh. Drone tersebut kemungkinan ditujukan untuk penyebaran dari kapal induk Type 002 dan Type 003 yang dilengkapi dengan sistem peluncuran elektronik.
Apa pun perannya, drone mewakili salah satu dari banyak tanda-tanda kemunculan China sebagai kekuatan kapal induk terkemuka .