Jedburgh, Pasukan Khusus Terbaik Era Perang Dunia II
Personel Jedburgh

Jedburgh, Pasukan Khusus Terbaik Era Perang Dunia II

Beberapa bulan sebelum D-Day pasukan Sekutu membangun sebuah pasukan elite yang kemudian dikenal sebagai ‘Jedburgh’. Inilah pasukan khusus anti-Nazi terbaik pada era Perang Dunia II.

Tim-tim biasanya menampilkan campuran pasukan Kanada, Inggris, Prancis, dan Amerika. Satu tim biasanya hanya terdiri dua hingga empat personel.

Tim-tim kecil ini akan bertarung secara langsung bersama pasukan perlawanan di Eropa yang diduduki Nazi, sebagian besar di Perancis tetapi juga di Belanda dan Belgia. Moto mereka adalah: Surprise, kill, and vanish (Mengejutkan, Membunuh dan Lenyap).

Sangat sedikit orang yang dipilih masuk ke pasukan ini. Sebuah penghitungan pasca-perang menyebutkan angka 276 orang saja dengan 83 di antaranya adalah orang Amerika. Selain itu ada 90 tentara Inggris dan 103 tentara Prancis. Ukuran tim yang paling khas adalah tiga, tetapi semua tim diharuskan memiliki setidaknya seorang komandan dan operator radio.

Pelatihan Jedburgh

Anggota ketiga yang paling umum adalah seorang perwira dari negara tempat tim itu dikerahkan. Jadi, anggota Prancis melengkapi tim di Prancis, Belanda di Belanda, dan Belgia di Belgia begitu seterusnya.

Personel Jedburgh berlatih keras dan ingin pergi ke Eropa dua hingga enam minggu sebelum invasi D-Day, tetapi Jenderal Dwight D. Eisenhower baru mengizinkan Jedburgh bergerak pada 5 Juni 1944 — malam sebelum D-Day.

Maka, pada tanggal 5 Juni, tim memulai penyusupan mereka, dan beberapa ratus orang ini membawa banyak senjata dan mengumpulkan para pejuang perlawanan Eropa. Jedburgh dan sekutu mereka bertempur jauh di depan pasukan invasi, dalam beberapa kasus mengambil dan menguasai infrastruktur utama yang tidak dapat dicapai oleh pasukan Sekutu lainnya selama berminggu-minggu.

Jedburgh memutuskan jalur pasokan dan penguatan Nazi, dan mereka melindungi infrastruktur utama seperti jembatan yang akan dibutuhkan oleh tank dan truk pasukan invasi.

Personel Jedburgh saat hendak melakukan penyusupan melaui udara

Dalam laporan OSS War  Volume 2 disebutkan  dengan memiliki operator radio yang cakap, Jedburghs memiliki hubungan radio yang kuat antara para pemimpin FFI (Pasukan Dalam Negeri Prancis) dan kelompok Sekutu lainnya di lapangan, seperti SAS dan markas besar di London.

Selain tugas yang sangat penting untuk menyediakan  senjata dan persediaan guna perlawanan dan mempersiapkan pendaratan dan pengiriman, mereka bertindak sebagai penerjemah dan juru bahasa, membantu pengaturan penyerahan, membantu memimpin operasi sabotase dan penyergapan, menyediakan data intelijen tentang perlawanan dan kekuatan musuh dan informasi lainnya. Mereka bekerja untuk mengoordinasikan pasukan perlawanan yang terpisah di bawah komando terpadu.

Dan  pasukan Sekutu yang datang setelah mereka menghargai upaya ini.  Meski Jedburgh setelah invasi mengeluh karena sebenarnya mereka berhadap diizinkan masuk lebih awal dan melakukan lebih banyak pekerjaan, komandan Sekutu tetap bersyukur bahwa begitu banyak anggota perlawanan bersenjata dan terorganisir dengan baik, memecah pasukan Nazi dan mengikat unit-unit Jerman.

Jedburgh akhirnya dibubarkan, tetapi beberapa unit operasi khusus yang dibentuk mewarisi semangat mereka. Salah satunya Pasukan Khusus pertama Angkatan Darat, 10th Special Forces Group  dipimpin oleh Kolonel Aaron Bank, mantan personel Jedburgh.

Dan salah satu misi utama pasukan khusus saat ini, terutama Amerika,  adalah dikerahkan ke luar negeri, melatih dan membantu mempersenjatai pasukan lokal dan kemudian bertarung bersama mereka. Tetapi unit pasukan khusus sekarang biasanya memiliki 12 personel.