Dalam situasi yang serba tergesa-gesa, pada 8 April 1940, Angkatan Laut Amerika Serikatmenandatangani kontrak untuk sepasang prototipe Grumman XTBF-1. Dirancang oleh Grumman, pesawat itu dimaksudkan untuk menggantikan armada Angkatan Laut Douglas TBD Devastator, bomber torpedo yang sudah usang. Desain pertama Grumman torpedo bomber dikenal dengan “Iron Works”.
The Avenger, demikian pesawat ini kemudain dikenal setelah Jepang menyerang Pearl Harbor. Pesawat kecil ini menjadi pesawat mesin tunggal terberat pada Perang Dunia II. Dengan lebar sayap 54 kaki dan model akhir dilengkapi dengan mesin Wright R-2600-20 yang menghasilkan 1900 tenaga kuda, Avenger sebenarnya adalah pesawat besar, bahkan dalam standar saat ini.
Pesawat ini memang harus besar karena untuk menampung tiga awak dan teluk torpedo / bom internal yang bisa menampung 2.000 pon torpedo. Bahkan dengan sayap dilipat – fitur kunci dari pesawat berbasis kapal indukuntuk hari ini – pesawat masih agak lebar untuk berada di jalur kapal induk. Pesawat ini mungkin bukan desain tercantik pesawat Perang Dunia II
The Avenger membuat aksi pertama dalam pertempuran yang menentukan di Midway pada Juni 1942, tapi mengalami bencana ketika 5 dari 6 pesawat pertama gagal kembali. Tidak butuh waktu lama untuk Avenger untuk membalikkan kekalahan awal, dan sukses membantu menenggelamkan kapal Jepang Hiei pada Pertempuran Guadalcanal.
Produksi TBF melambat pada tahun 1943 karena Grumman harus fokus memproduksi secara massal pesawat tempur F6F Hellcat, General Motors mendedikasikan beberapa pabrik pantai timur mereka untuk memproduksi Avenger. Model ini dikenal sebagai TBM, dan menghasilkan hampir tiga kali lebih banyak Avenger. Sebanyak 9.837 Avenger diproduksi, dengan hampir 400 bergulir pada tahun 1945.
Sejumlah Avenger selamat setelah Perang Dunia II, melayani dalam peran pasca perang dengan beberapa militer di seluruh dunia. Inggris , Brasil, Uruguai, Kanada, Selandia Baru, Belanda, Perancis, dan bahkan Kuba mengoperasionalkan Avenger di berbagai peran selama 1950 hingga 1960-an. Ironisnya, Angkatan Udara Jepang bahkan menggunakan jenis ini pada 1950-an. Padahal selama Perang Dunia II pesawat ini menghancurkan kapal perang mereka.
