Setelah serangkaian serangan aksi teror di Amerika pada tahun 1986, badan-badan intelijen Amerika mengambil kesimpulan bahwa Libya telah menjadi negara sponsor dan harus dibalas. Operasi El Dorado menjadi jawaban atas kesimpulan tersebut.
Operasi menjadi salah satu yang terumit digelar Amerika. Salah satunya karena Prancis , Italia , Jerman dan Spanyol menolak untuk bekerja sama dengan Amerika. Artinya Amerika tidak bisa menggunakna wilayah negara tersebut. Hanya Inggris bersedia untuk memberikan kepada USAF beberapa wilayah untuk dijadikan basis.
Operasi tetap jalan dengan prinsip harus berjalan dengan super cepat. Maka dipilihlah F – 111 yang mampu terbang cepat dan rendah. Namun persoalannya, meski pesawat ini berteknologi tinggi namun tidak dirancang untuk operasi jarak jauh.
Padahal operasi El Dorado Canyon akan menempuh jarak 6.400 mil untuk sekali putaran dan membutuhkan waktu 13 jam penerbangan dan membutuhkan 12 kali pengisian bahan bakar di perjalanan. Ini adalah misi ambisius yang tidak boleh ada kesalahan sedikitpun.
Target diselesaikan setelah perencanaan bersama antara Angkatan Udara Amerika dan Inggris dengan dua target sasaran yakni di Benghazi yang disebut sebagai pusat pelatihan teroris dan sebuah lapangan terbang . Ada tiga target lainnya di kota Tripoli , yang merupakan kamp pelatihan teroris Naval, Wheelus AFB dan Azziziyah Barracks .
Sebanyak 24 F – 111 terbang dari Inggris pada 14 April 1986 . Enam dari mereka adalah pesawat cadangan yang kembali di tengah perjalanan.
Angkatan Laut Amerika memulai serangan simultan pembom A – 6E dan F/A – 18 Hornet . Meskipun serangan itu berhasil dan mengakibatkan kerusakan parah pada target kunci Libya, itu bukan misi yang mudah .
Pertahanan Udara Libya Pertahanan Udara memiliki kemampuan setara dengan Sovyet. Dari 18 F – 111 yang menuju Libya, lima membatalkan misi hingga jumlahnya tinggal 13 yang akhirnya mencapai Tripoli . Azziziyah Barracks dihantam tiga bom sementara satu bom menghantam kamp teroris Sidi Balai . Dua lainnya menghantam bandara Tripoli dan menghancurkan banyak pesawat yang ada di daratan.
Serangan itu lebih sepuluh menit dari perencanaan dan sebanyak 12 F – 111 berbalik untuk penerbangan panjang kembali ke tanah Inggris.
Salah satu pembom hilang dalam serangan itu yang diperkirakan karena diserang misil anti udara, Pilotnya pun tewas. Serangan itu dianggap sukses meski tidak mampu menggulingkan gadafi kala itu.