Pertempuran Jutland yang berlangsung 31 Mei – 1 Juni 1916 adalah pertempuran angkatan laut terbesar Perang Dunia I, dan salah satu yang terbesar dalam sejarah. Inggris menurunkan kapal-kapal perang terbaiknya yang dikenal sebagai Grand Armada. Mereka berhadapan dengan kapal-kapal terbaik Jerman, yang dikenal sebagai Armada High Sea.
Pertempuran tersebut melibatkan lebih dari 250 kapal dan 100.000 personel. Jumlah yang besar itu karena usaha Jerman untuk memecahkan blokade angkatan lautnya oleh Sekutu, yang membuat hampir tidak mungkin Jerman menjalankan kapal permukaannya melewati Denmark.
Pertempuran berlangsung lebih dari 36 jam, dan secara teknis merupakan jalan buntu. Korban Inggris jauh lebih tinggi dari Jerman yakni 14 kapal hancur, lebih dari 6.000 orang terbunuh, dan lebih dari 600 lainnya cedera. Â Sementara Jerman kehilangan 9 kapal, lebih dari 2.500 orang, dan sekitar 500 orang terluka.
Karena korban Inggris yang lebih tinggi, Jerman mengklaim kemenangan. Kaiser Wilhelm II memberi tahu para pelaut Armada High Sea saat mereka kembali bahwa “orang Inggris dihajar. Anda telah memulai sebuah babak baru dalam sejarah dunia.”
Tapi Armada Jerman tidak lagi layak untuk dipertahankan sementara dan Royal Navy masih berada dalam posisi yang lebih baik secara keseluruhan. Jerman gagal memecahkan blokade, dan kapal-kapal permukaannya terpaksa tinggal di pelabuhan Jerman.
“Kehilangan armada bagi kami sangat parah. Pada tanggal 1 Juni 1916, jelas bagi setiap orang yang berpikir bahwa pertempuran ini seharusnya menjadi yang terakhir,” seorang ahli angkatan laut Jerman menulis pada tahun 1918.