Seluruh S-300 Suriah Kemungkinan Telah Beroperasi Penuh

Seluruh S-300 Suriah Kemungkinan Telah Beroperasi Penuh

Perusahaan analisis ImageSat International Israel  mengatakan seluruh sistem pertahanan udara S-300 Suriah tampaknya beroperasi yang menunjukkan ancaman yang lebih besar terhadap kemampuan Israel untuk melakukan serangan udara terhadap negara itu.

Hingga saat ini, hanya tiga dari empat peluncur rudal darat ke negara yang terlihat sepenuhnya didirikan di pangkalan Masyaf di Suriah barat laut.

Tetapi foto-foto satelit yang dirilis pada hari Minggu 30 Juni 2019 menunjukkan posisi keempat juga, sekitar sembilan bulan setelah Rusia memberikan sistem pertahanan udara ke Suriah, menurut.

“Gambar-gambar dari tiga peluncur yang didirikan pada berbagai waktu di Suriah menunjukkan bahwa mereka mungkin operasional,” tulis perusahaan itu sebagaimana dikutip Times of Israel.

ImageSat mengatakan pada saat itu bahwa peluncur keempat, yang kini telah terlihat didirikan, adalah “mungkin elemen yang tidak valid, dummy, atau  berfungsi sebagai penipuan.”

Israel telah mengancam untuk menghancurkan sistem S-300 jika digunakan melawan jet tempurnya, terlepas dari potensi pukulan balik dari Rusia.

Moskow mengumumkan pihaknya memberikan sistem canggih kepada militer Suriah menyusul jatuhnya sebuah pesawat mata-mata Rusia oleh pertahanan udara Suriah selama serangan udara Israel pada bulan September. Rusia secara terbuka menyalahkan Israel atas hilangnya pesawat pengintai dan 15 awaknya, dengan mengatakan pilot Israel menggunakan pesawat mata-mata sebagai pelindung selama serangan.

Tuduhan itu ditolak oleh Yerusalem, yang menyalahkan jatuhnya pesawat Rusia pada pasukan Suriah yang menembakkan pertahanan udara mereka dengan liar dan terus melakukannya setelah jet tempur Israel meninggalkan daerah itu.

Rusia mengatakan platform S-300 yang diberikannya kepada Suriah setelah insiden September akan “mendinginkan kepala” di wilayah tersebut.

Akuisisi Suriah dan akhirnya operasi sistem S-300 menandai peningkatan substansial dalam kemampuan pertahanan udaranya. Namun, Israel telah lama dikabarkan mampu melakukan manuver di sekitar sistem atau menghancurkannya, meskipun itu akan berisiko keretakan diplomatik besar dengan Rusia, negara adidaya yang paling berpengaruh di kawasan itu.

Israel mengatakan telah melakukan ratusan serangan udara terhadap target terkait Iran, sebagai bagian dari kampanye untuk mencegah Teheran membangun kehadiran militer di Suriah.

Militer Suriah tahun lalu mengatakan mereka percaya sistem pertahanan udara S-300 sebagian besar akan menghentikan Israel dari berhasil melakukan serangan terhadap target di negara itu.