Wajah Dingin May untuk Vladimir Putin

Wajah Dingin May untuk Vladimir Putin

Perdana Menteri Inggris Theresa May menampilkan wajah dingin ketika bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di pertemuan G20 di Jepang Jumat 28 Juni 2019.

Dalam pertemuan tersebut May mengatakan kepada Putin bahwa mereka memiliki bukti agen intelijen Rusia yang bertanggung jawab atas serangan terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal dan putrinya Yulia. Dia juga menuntut warga Rusia yang terlibat dalam pembunuhan itu diseret di meja hijau.

May bertemu dengan Putin untuk pertama kalinya sejak serangan Salisbury . “Penggunaan agen saraf mematikan di jalan-jalan Salisbury membentuk bagian dari pola perilaku yang tidak dapat diterima yang lebih luas dan merupakan tindakan yang benar-benar tercela yang menyebabkan kematian seorang warga negara Inggris, ” katanya dalam nada keras dalam pertemuan tersebut

Sebelumnya presiden Rusia membantah insiden Salisbury itu tindakan agen mata-mata  mereka dan menyebut hal itu tidak sepadan dengan hubungan antar negara. Dia juga mengatakan “pengkhianat harus dihukum”.

PM Inggris menggunakan pertemuannya di KTT G20 untuk menuntut Rusia menyerahkan dua agen keamanan Rusia tersebut. Kedua pria itu, yang dikenal dengan nama alias Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, dilacak oleh intelijen Inggris dan petugas polisi serta dituduh melakukan percobaan pembunuhan atas insiden tersebut. Setelah serangan Salisbury, lebih dari 150 diplomat Rusia diusir dari lebih dari 20 negara.

Downing Street sebagaimana dilaporkan The Sun mengatakan dia menggunakan pertikaian besar pertama mereka sejak insiden agen saraf itu untuk meningkatkan prospek menghukum keduanya. ” Inggris memiliki bukti yang tak terbantahkan bahwa Rusia berada di balik serangan itu  berdasarkan investigasi yang melelahkan dan kerjasama dengan sekutu kita.

May membela keputusannya untuk bertemu dengan Putin dalam serangkaian wawancara di Jepang. “Ini bukan urusan seperti biasa dan tidak bisa menjadi urusan seperti biasa dengan Rusia sampai mereka menghentikan tindakan yang telah kita lihat di seluruh dunia,” katanya kepada ITV News