Pengamat militer sulit sekali melepaskan diri dari kepentingan nasional negaranya. Kebanyakan dari mereka akan selalu menunggul-unggulkan senjata yang dibangun dan dimiliki militernya.
Terlebih Rusia, harus diakui dengan media dikontrol oleh pemerintah, sulit menemukan pengamat yang berani kritis menilai kemampuan dirinya sendiri.
Bahkan penggemar militer pun kadang tidak bisa objektif dalam melihat sebuah senjata. Kami yakin ada pembaca (terutama yang hanya membaca judulnya) akan langsung mengatakan JejakTapak memihak atau ‘jualan’.
Namun menarik ketika salah satu outlet pertahanan utama Rusia – Voennoe Obozrenie – menerbitkan karya perbandingan antara jet tempur Su-30 / Su-35 dan Gripen NG Swedia oleh penulis pertahanan Rusia Evgeny Damantsev, menjadi sangat menarik. Karena Damantsev secara tegas mengkritik kepercayaan diri berlebihan Rusia terhadap jet tempur miliknya.
Dalam tulisan berbahasa Rusia yang berjudul kurang lebih “ Gripen-NG tidak berbahaya untuk Su-30 dan Su-35? Lepaskan kacamata berwarna merah jambu! ” Damantsev mencatat bahwa rekan-rekannya, terlalu dipandu oleh “sentimen patriotik” dan dibuat puas dengan jumlah superior Su-30 / Su-35 hingga dengan cepat menyimpulkan bahwa varian Gripen terbaru tidak menimbulkan ancaman nyata bagi angkatan udara Rusia.
Kesimpulan ini, menurutnya hanya mengacu pada spesifikasi Gripen-NG yang terlihat di luar dan gagal mempertimbangkan bagaimana avionik Gripen-NG, penanggulangan elektronik (ECM) dan persenjataan yang dirancang untuk bekerja bersama-sama untuk tujuan tegas melawan garis Sukhoi Rusia saat ini.

Yang harus menjadi perhatian khusus adalah Gripen membawa rudal udara ke udara MBDA Meteor bermesin ramjet, yang mampu mempertahankan kecepatan 4 Mach bahkan pada jarak hingga 130-150 kilometer dari titik peluncurannya.
Damantsev berpendapat bahwa rudal Meteor sangat berbahaya mengingat dapat dipandu dengan informasi pelacakan dari, berbagai kapal Swedia, sistem radar darat, dan pesawat terdekat melalui pesawat komando dan peringatan dini GlobalEye SAAB.
Damantsev mengungkapkan kekhawatiran bahwa Su-30SM dan Su-35 saat ini tidak memiliki sarana untuk melawan kemampuan ofensif Gripen-NG.
RVV-AE-PD, varian modern dari rudal udara ke udara R-77 yang juga menggunakan mesin ramjet dan bisa melesat 5 mach seharusnya mampu melawan jet tempur yang dilengkapi dengan Meteor. Sayangnya rudal yang sudah dirancang sejak tahun 1999 ini tidak pernah berhasil masuk produksi.
Damantsev menyimpulkan bahwa kedua jet tempur Sukhoi tertinggal di belakang Gripen-NG di bidang kinerja utama, dan akan terus mengalaminya jika proyek RVV-AE-PD tidak dihidupkan kembali dan diselesaikan dengan cepat.
Kesimpulannya, sangat salah jika Su-30 ataupun Su-35 meremehkan Gripen.