Menurut Hizbullah Amerika Tak Mungkin Menyerang Iran
Hizbullah

Menurut Hizbullah Amerika Tak Mungkin Menyerang Iran

Kelompok Syiah Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, meyakini perang Amerika dengan Iran tidak mungkin terjadi dan Presiden AS Donald Trump tidak akan dapat mengendalikan hasil konflik yang dapat menelan wilayah tersebut.

Wakil pemimpin Hizbullah Libanon Sheikh Naim Qassem dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Libanon al-Joumhouria, mengatakan perang seperti itu akan terjadi di banyak bidang, bukan hanya satu, yang berarti kerugian akan tak terhitung jumlahnya.

“Di tingkat regional, kami melihat perang Amerika melawan Iran karena berbagai alasan, yang paling penting adalah pertama-tama bahwa Iran adalah negara kuat dengan kemampuan pertahanan yang penting,” kata Qassem.

“Trump tidak mendapat manfaat dari perang yang bisa dia mulai tetapi yang hasilnya dia tidak bisa kendalikan dan mungkin dimulai dengan Iran tetapi mungkin disertai dengan wilayah yang dibakar”, katanya sebagaimana dikutip Reuters Kamis 27 Juni 2019.

Hezbollah adalah kelompok bersenjata  yang didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada 1982 yang baru-baru ini berperang dalam konflik regional termasuk Suriah dan Irak sebagai bagian dari aliansi yang didukung Teheran.

Qassem mencatat apa yang dia gambarkan sebagai “pencapaian besar” dari aliansi yang dipimpin oleh Iran selama dua dekade terakhir di “Palestina, Suriah, Irak, Libanon, Yaman dan tempat lain”. Amerika Serikat menyebut Hizbullah sebagai kelompok teroris.

Pada hari Rabu, Trump mengatakan perang apa pun antara Iran dan Amerika Serikat akan berlangsung cepat, tetapi menegaskan kembali keinginannya untuk menghindari konfrontasi militer bahkan ketika mengecam para pemimpin Teheran.

Namun pernyataan itu dibalas oleh Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif  dengan mengatakan perang singkat melawan Iran adalah sebuah ilusi.

Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi keuangan yang melumpuhkan terhadap Iran sejak tahun lalu ketika Trump menarik diri dari kesepakatan 2015 antara Teheran dan kekuatan dunia di mana Iran mengekang program nuklirnya.