Helikopter Gazelle Angkatan Darat Prancis terpaksa mendarat darurat selama pertempuran melawan gerilyawan di Mali awal bulan ini terkena tembakan musuh. Seluruh kru selamat meski mengalami luka-luka.
Helikopter itu ditembak dengan senapan mesin 7,62 mm pada tanggal 14 Juni 2019 ketika mengambil bagian dalam operasi melawan gerilyawan di dekat Liptako, Mali, di perbatasan antara Mali dan Niger. Lebih dari 20 militan tewas dalam operasi melawan Negara Islam di Sahara Besar.
Kementerian Pertahanan Prancis 26 Juni 2019 mengatakan operasi itu dimulai pada 13 Juni dan merupakan kolaborasi antara personil militer Prancis dan Mali yang bekerja di bawah Operasi Barkhane, dengan dukungan dari militer Niger.
Pasukan yang dikerahkan helikopter, didukung oleh helikopter serang Tiger dan kendaraan udara tak berawak Reaper, melibatkan kelompok military di daerah berhutan yang kemudian pecah pertempuran hingga hari berikutnya, ketika Gazelle ditabrak.
Helikopter terbakar dan kehilangan tenaga, memaksa kru mendarat. Pilot dan komandan terluka sementara penembak hanya menerima luka kecil dan mampu menarik awak dari pesawat.
Menurut Radio France International dan dikutip defenseweb dua pilot yang terluka dibawa pergi dengan helikopter serang Tiger dengan diikat di dekat roda pendaratan. Penembak kemudian menghancurkan Gazelle yang rusak untuk mencegahnya jatuh ke tangan musuh dan kemudian dimusnahkan dengan helikopter lain.
Ketiga prajurit yang terluka itu kemudian dikirim ke rumah sakit militer di Prancis. Setelah Gazelle ditembak jatuh, sebuah jet te pur Mirage 2000 melakukan serangkaian serangan udara pada posisi militan sementara tentara Mali mengerahkan pasukan kendaraan lapis baja. Senjata, sepeda motor dan peralatan komunikasi ditemukan.