Site icon

Inggris Sebar Pasukan Elite di Selat Hormuz

Pasukan Elite SBS Inggris/The Sun

Laporan tentang penyebaran Inggris datang dengan latar belakang kunjungan Menteri Inggris untuk Timur Tengah Andrew Murrison ke Iran untuk mengurangi ketegangan.

Pasukan elit Inggris Special Boat Service (SBS), yang dilatih untuk mengeluarkan ranjau dari kapal, melakukan serangan bawah laut serta melawan pasukan asing, telah dikerahkan ke Teluk Persia di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika.

The Mirror mengutip sumbernya melaporkan selain komando elite ini, penyelam Angkatan Laut Inggris yang sangat terlatih dan ahli dalam menjinakkan bahan peledak, juga telah dikirim ke sana untuk mendukung SBS. Tujuan mereka adalah untuk melindungi kapal-kapal Inggris dari dugaan sabotase dan serangan-serangan oleh Iran.

Menurut The Mirror, pasukan elite Inggris dilengkapi kapal selam mini, yang disebut Shallow Water Combat Submersibles.  Sumber pertahanan senior mengatakan bahwa salah satu peran SBS di wilayah itu “adalah untuk mengumpulkan intelijen tentang operasi ranjau Iran”.

“Pasukan ini akan bekerja sama dengan penyelam Angkatan Laut Inggris yang merupakan spesialis dalam melucuti ranjau dan melindungi pengiriman. SBS memiliki peran yang lebih agresif. Semua orang berharap ketegangan akan mereda dan Iran akan mundur, ” kata sumber itu kepada The Mirror.

Namun, Kementerian Pertahanan menolak untuk mengomentari operasi pasukan khusus. Sementara itu, Menteri Inggris untuk Timur Tengah Andrew Murrison akan mengunjungi Iran untuk misi perdamaian.

Situasi di sekitar jalur Selat Hormuz, yang menghubungkan Teluk Persia dengan Samudra Hindia dan dikendalikan oleh Iran, meningkat setelah insiden dengan dua kapal komersial diserang pada 13 Juni. Dua kapal tanker minyak, Kokuka Courageous yang  dan Front Altair  juga dilanda ledakan di Teluk Oman.  Amerika dan beberapa negara lain, yaitu Arab Saudi dan Inggris, segera menyalahkan Iran. Namun Teheran dengan tegas membantah tuduhan-tuduhan ini.

Ketegangan mencapai tingkat baru setelah Iran menjatuhkan pesawat mata-mata tanpa awak Amerika. Setelah insiden itu, Presiden Amerika Trump mengklaim membatalkan serangan balasan hanya 10 menit sebelum serangan dimulai.

 

Exit mobile version