Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO berencana untuk mengumumkan ruang angkasa sebagai “domain peperangan” baru dalam pertemuan para kepala negara anggota pada bulan Desember 2019 di London.
Sejumlah diplomat senior anonym yang dikutip Reuters mengatakan pengumuman ini tidak berarti aliansi akan segera mulai mengerahkan senjata yang mampu menjatuhkan satelit musuh ruang angkasa atau menargetkan sasaran ofensif dan pertahanan yang berbasis darat, melainkan akan memulai debat tentang masalah ini.
Namun, menurut salah satu diplomat, tujuan utama dari pengumuman ini bukan untuk menjawab tantangan baru di luar angkasa. Sebaliknya, itu sebenarnya “hadiah untuk Trump” yang selalu mengkritik NATO.
Dengan membuka front ruang angkasa baru NATO diharapkan dapat memikat minat Trump, karena NATO kemudian akan mampu membantu Amerika dalam menghalangi China dan mungkin Rusia di luar angkasa.
Laporan tersebut mengikuti pengumuman Trump tentang pembentukan cabang militer baru Amerika, yang disebut Space Force. Cabang ini akan mengambil beberapa peran yang saat ini dijalankan oleh Angkatan Udara Amerika , mengenai ancaman yang datang dari luar angkasa dan penyebaran peralatan militer tertentu ke dalam orbit Bumi.
Trump menyerang negara-negara NATO karena gagal mencapai pedoman non-wajib, ditetapkan pada tahun 2014, yang menyarankan setiap negara menghabiskan 2% dari PDB negara itu untuk pertahanan. Presiden Amerika mengeluh bahwa Washington menanggung beban terbesar dalam aliansi, sementara yang lain berkinerja buruk.
Selama sesi aliansi darurat pada Juli 2018, presiden Amerika berhasil meyakinkan negara-negara anggota NATO lainnya untuk mencapai 2% komitmen pengeluaran PDB mereka, meskipun beberapa dari mereka akan mencapainya secara bertahap. Trump dilaporkan mengancam mereka dengan penarikan Amerika dari aliansi jika tuntutannya tidak dipenuhi.