Angkatan Udara Amerika memperkirakan akan mendeklarasikan initial operational capability (IOC) atau kemampuan operasional awal senjata pintar StormBreaker pada pesawat tempur Boeing F-15E Strike Eagle pada kuartal ketiga atau keempat tahun ini. Rudal saat ini sedang menyelesaikan fase pengujian operasional dan evaluasi atau operational test and evaluation (OT&E).
Dioptimalkan untuk mengatasi target bergerak, StormBreaker – sebelumnya bernama ‘Small Diamaters Bomb II’ – adalah sistem terbang kelas 250 lb yang diluncurkan di udara dan dilengkapi dengan tiga mode pencarian unik yang menggabungkan radar millimetre wave (MMW), imaging infrared (IIR), dan sensor semi-active laser (SAL) dengan sistem navigasi GPS/inertial (INS) untuk akurasi presisi dalam kondisi cuaca buruk.
Sebagaimana dilaporkan Jane 21 Juni 2019, kubah optik pencari dilindungi oleh clamshell yang dibuang sebelum pencari diaktifkan. Datalink dual-band dua arah Rockatal Collins TacNet memungkinkan konektivitas Joint Tactical Information Distribution System (JTIDS) dengan pesawat dan hubungan frekuensi sangat tinggi (UHF) dengan penunjuk darat.
Dilengkapi dengan sayap yang dapat digunakan untuk mencapai rentang serangan stand-off lebih dari 70 km, StormBreaker menggabungkan hulu ledak multifungsi (blast, fragmentation, and shaped charge jet) yang dirancang untuk mengalahkan target lapis baja dan non-lapis baja; desain ulang hulu ledak dilakukan selama siklus pengembangan untuk memberikan kemampuan menonaktifkan atau mengalahkan tank tempur utama.
Ledakan hulu ledak dapat diatur pada ketinggian yang telah ditetapkan sebelumnya di atas target yang dimaksud, atau dalam mode tertunda. Amunisi beroperasi dalam tiga mode serangan utama: normal attack (NA), laser-illuminated attack (LIA), dan co-ordinate attack (CA)
Baca juga: