Iran: Tidak Hanya Drone, Kami Sebenarya Bisa Menembak P-8 Poseidon Amerika
P-8 Poseidon/US Navy

Iran: Tidak Hanya Drone, Kami Sebenarya Bisa Menembak P-8 Poseidon Amerika

Iran mengatakan saat menembak jatuh MQ-4C Triton ada sebuah pesawat pengintai Amerika terbang tidak jauh dari pesawat tak berawak yang ditembak jatuh di Selat Hormuz tersebut, tetapi Iran memutuskan untuk tidak menembak dengan rudal.

“Pada saat pesawat mata-mata Amerika ditembak jatuh, satu pesawat pengintai Amerika ada di dekatnya, yang tidak kami tembak,” kata komandan Komandan Angkatan Udara Garda Revolusi Iran Brigjen Amir Ali Hajizadeh berbicara kepada wartawan Jumat 21 Juni 2019 sebagaimana dilaporkan Fars.

Komandan itu mengatakan pesawat yang menyertai drone itu adalah Boeing P-8 Poseidon dengan 35 orang. “Pesawat ini juga melanggar batas udara kami. Kami bisa menembak jatuh, tetapi tidak melakukannya, karena, setelah menembakkan drone, kami mengirim peringatan kepada pasukan teroris Amerika,” katanya, seperti dikutip Tasnim. Amerika belum mengomentari klaim komandan IRGC.

Hajizadeh juga mengatakan kepada wartawan bahwa Iran telah memberikan militer Amerika dua peringatan sebelum menembakkan drone itu sendiri. “Sayangnya, ketika mereka gagal menjawab dan pesawat tidak membuat perubahan pada lintasannya kami diwajibkan untuk menembak jatuh,” kata komandan itu.

Komandan Angkatan Udara IRGC muncul di sebuah acara media pada hari Jumat untuk memeriksa apa yang tampak sebagai sisa-sisa drone seharga US$ 130 juta yang mengemas sensor canggih dan berukuran besar tersebut.

Pada hari Jumat, The New York Times mengutip seorang pejabat senior administrasi Trump melaporkan bahwa presiden pada awalnya menyetujui serangan terhadap serangkaian target Iran sebagai tanggapan atas tembakan pesawat tak berawak, tetapi mundur tepat ketika pesawat dan kapal mulai bergerak ke posisinya.