Drone Amerika Serikat yang ditembak jatuh oleh Iran atas Selat Hormuz berada dalam mode siluman penuh dan terlibat dalam operasi mata-mata.
“Sebuah sistem pesawat tak berawak Amerika, lepas landas dari salah satu pangkalan pasukan militer Amerika di Selatan Teluk Persia, melakukan penerbangan berlebihan melalui Selat Hormuz ke pelabuhan Chabahar dalam mode siluman penuh karena telah mematikan peralatan identifikasi dan terlibat dalam operasi mata-mata yang jelas ,” kata Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi, mengatakan dalam sebuah surat kepada Sekretaris PBB -Jenderal Antonio Guterres dan dikutip Sputnik 20 Juni 2019.
Militer Iran berulang kali memberi peringatan radio kepada drone Angkatan Laut Amerika sebelum menjatuhkan kendaraan terbang tak berawak itu, kata Ravanchi.
“Ketika pesawat [AS] itu kembali ke bagian barat wilayah dekat Selat Hormuz, meskipun peringatan radio berulang-ulang, pesawat masuk ke wilayah udara Iran di mana sistem pertahanan udara Republik Islam Iran, bertindak berdasarkan Pasal 51 dari Piagam PBB, menargetkan pesawat pengganggu pada pukul 04:05 waktu setempat pada tanggal yang sama di koordinat N255943 dan E570225 dekat wilayah Kouh-e Mobarak di distrik pusat Jask di Republik Islam Iran,” kata Ravanchi mengatakan dalam surat.
Ravanchi mendesak komunitas internasional untuk mendorong Amerika Serikat agar menghentikan tindakannya yang tidak stabil di kawasan Teluk Persia.
“Komunitas internasional diminta untuk menuntut Amerika Serikat untuk mengakhiri tindakannya yang melanggar hukum dan tidak stabil di wilayah Teluk Persia yang sudah bergejolak,” tegas Ravanchi.
Selain itu, Ravanchi mencatat bahwa setelah pelanggaran wilayah udara Amerika, Iran mengajukan protes resmi melalui Kedutaan Besar Swiss yang mewakili Amerika Serikat di Iran dengan tidak adanya hubungan diplomatik antara Washington dan Teheran.
“Ini bukan tindakan provokatif pertama oleh Amerika Serikat terhadap integritas teritorial Iran. Diingatkan bahwa dalam semua kasus seperti itu, Republik Islam Iran telah secara resmi memprotes ke Amerika melalui bagian kepentingannya di Kedutaan Besar Swiss di Teheran,” kata duta besar.
RQ-4 Global Hawk dikenal sebagai drone dengan kemampuan terbang sangat tinggi sehingga hampir pasti Iran menggunakan sistem pertahanan udara dipandu yang canggih bukan sekadar menggunakan MANPADS. Iran memiliki kemampuan ini termasuk menggunakan sistem pertahanan udara S-300 yang didapat dari Rusia.
Sebelum terjadi serangan kepada dua tanker, Amerika menyebut Iran mencoba menembak sebuah drone MQ-9 Reaper dengan rudal panggul atau MANPADS, tetapi upaya itu gagal.
Sebelumnya pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan bahwa militer Iran telah mengambil puing pesawat tak berawak Amerika dari perairan teritorial Iran.
Komandan Komando Pusat Angkatan Udara Amerika Joseph Guastella mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa klaim Teheran bahwa pesawat tak berawak Amerika RQ-4 ditembak jatuh di wilayahnya benar-benar salah mengingat pesawat tak berawak tidak pernah melanggar ruang udara Iran.
CENTCOM mengatakan jatuhnya pesawat tak berawak adalah upaya untuk mengganggu kemampuan Amerika untuk memantau daerah tersebut menyusul ancaman baru-baru ini terhadap pelayaran internasional dan arus perdagangan bebas.