Sepasang pembom B-52 Stratofortress Angkatan Udara Amerika yang masing-masing mampu membawa hingga puluhan ribu kilogram amunisi, termasuk rudal jelajah jarak jauh dan bom nuklir, terpantau terbang di atas Teluk Persia pada Jumat pagi.
Data radar diposting oleh sumber daya pemantauan penerbangan telah mengungkapkan dua pembom, terbang keluar dari Pangkalan Udara Al Udeid di barat daya Doha, Qatar dan pergi dengan call sign GRIMM21 dan GRIMM23. Kedua pesawat dilaporkan aktif di Teluk segera setelah Presiden Trump mengatakan kepada wartawan bahwa Iran dan dunia akan segera “mencari tahu” bagaimana Am,Erika akan merespons. Pembom strategis dilaporkan dikawal oleh empat jet tempur F-15C Eagle.
https://twitter.com/morphonios/status/1141937025421127682?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1141937025421127682&ref_url=https%3A%2F%2Fsputniknews.com%2Fmiddleeast%2F201906211076010914-nuclear-capable-bombers-spotted-flying-over-persian-gulf-amid-us-iran-spat-over-lost-drone—report%2F
Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengatakan dia “menghentikan” serangan terhadap tiga lokasi di seluruh Iran Kamis hanya sepuluh menit sebelum itu ditetapkan untuk dilakukan. Pembatalan dilakukan setelah mengetahui sekitar 150 orang akan terbunuh dalam serangan itu. Trump mengatakan korban yang diperkirakan “tidak sebanding” dengan jatuhnya pesawat tak berawak.
Media Amerika melaporkan bahwa pejabat Pentagon dan Departemen Luar Negeri mengharapkan perintah serangan paling lambat Kamis atau Jumat pukul 3:30 pagi waktu Iran. Seorang pejabat senior pemerintah Trump mengatakan bahwa pesawat dan kapal Amerika telah bergerak ke posisinya ketika pembatalan terjadi.
Pada Jumat 21 Juni 2019, komandan pasukan udara Pengawal Revolusi Iran mengatakan pasukan pertahanan udara memilih untuk tidak menembak jatuh Boeing P-8 Poseidon yang beroperasi di dekat drone dan juga melanggar wilayah udara Iran. Menurutnya menghancurkan drone tersebut sudah cukup sebagai “peringatan.”