Lockheed Martin dan Departemen Pertahanan Amerika telah mencapai kesepakatan tentang jumlah jet tempur F-35 yang akan dibeli berikutnya.
Dalam sebuah pernyataan, kepala akuisisi Pentagon Ellen Lord menyebut perjanjian itu senilai US$ 34 miliar untuk lot 12, 13 dan 14 dengan jumlah 478 pesawat yang menjadi sebuah “tonggak bersejarah.”
Perjanjian tersebut mencakup 157 jet dalam lot 12 dengan harga per unit turun 8,8 persen dari lot sebelumnya. Meski Pentagon dalam pernyataannya tidak memberikan biaya per pesawat, harga akan mencapai sekitar US$ 81 juta (sekitar Rp 1,2 triliun) untuk setiap F-35A yang turun dibandingkan US$ 89,2 juta untuk lot 11, turun US$8,2 juta atau sekitar Rp117 miliar.
Lord memperkirakan bahwa biayanya akan turun sekitar 15 persen dari lot 11 ke lot 14 di semua varian, yang dapat mematok model A dengan harga sekitar US$ 76 juta atau sekitar Rp1 triliun.
“Kerangka kerja ini memperkirakan pengiriman F-35A kurang dari $ 80 juta di Lot 13, satu tahun lebih awal dari yang direncanakan,” kata Lord sebagaimana dilaporkan Defense News Selasa 11 Juni 2019.
“Perjanjian ini melambangkan komitmen saya untuk secara agresif mengurangi biaya F-35, memberi insentif kepada Industri untuk memenuhi kinerja yang diperlukan, dan untuk memberikan kapabilitas terbesar kepada pasukan perang kami. ”
Kepala F-35 Lockheed Martin menambahkan harga varian F-35B dan F-35C juga turun di lot 12. “Dengan strategi akuisisi yang cerdas, kemitraan pemerintah-industri yang kuat dan fokus tanpa henti pada pengurangan biaya, perusahaan telah berhasil mengurangi biaya pengadaan pesawat generasi kelima F-35 sama atau kurang dari pesawat generasi ke-4,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Perjanjian ini ini juga mewakili kontrak produksi F-35 terbesar dan harga pesawat terendah dalam sejarah program.”