Di tengah meningkatnya ketegangan antara Turki dan Amerika Serikat karena sejumlah masalah kritis dari konflik kepentingan di Suriah dan akuisisi senjata dari Rusia, Washington mengancam akan memblokir penjualan pesawat tempur siluman ringan F-35 ke Ankara.
Meski belum sebagai pernyataan resmi, sejumlah pejabat di Turki mengindikasikan bahwa mereka bisa mencari jet tempur pengganti dengan membeli dari Rusia, Su-57.
Meski Su-57 dan F-35 keduanya adalah jet tempur generasi kelima, keduanya hampir tidak sebanding dalam peran atau kemampuan. F-35 dirancang sebagai pelengkap yang lebih ringan dan lebih murah untuk jet tempur superioritas udara F-22 Raptor, sebuah platform yang tidak lagi dalam produksi dan tidak dieskpor.
Sebaliknya, Su-57 dirancang sebagai platform superioritas udara mesin kembar berat, seperti F-22, dan dimaksudkan untuk bersaing dengan Raptor Amerika di atas Eropa dan Pasifik. Sama seperti F-22 Raptor jauh lebih mampu dalam peran tempur udara ke udara daripada F-35, dengan yang terakhir hanya mempertahankan kemampuan pertahanan udara ke udara yang terbatas.
Su-57 juga mempertahankan keunggulan yang cukup besar dibandingkan F-35 di udara. Ini tercermin dalam kecepatan, ketinggian, sensor, daya angkut rudal, jarak tempur, dan kemampuan manuvernya – semua bidang di mana pesawat tempur Rusia yang lebih berat jauh lebih unggul.
Angkatan Udara Turki hari ini menerjunkan armada tempur ringan yang cukup besar, terdiri dari sekitar 250 platform multi-guna F-16 dan 40 F-5. Namun kemampuan superioritas udara negara ini meninggalkan banyak hal yang diinginkan, dengan F-4E generasi ketiga Era Perang Vietnam tetap menjadi platform tercepat, terbang tertinggi dan paling bersenjata di negara ini dan satu-satunya jet tempur berat.
Sementara F-35 akan memberikan pesawat tempur ringan yang jauh lebih modern untuk armada Turki yang bisa dibilang sangat membutuhkan kemampuan superioritas udara negara, karenanya mengapa Su-57 bisa menjadi platform ideal untuk Turki.
Meski platform superioritas udara generasi keempat seperti F-15C atau Su-30 akan cukup untuk secara signifikan meningkatkan kemampuan superioritas udara Turki, platform berat generasi kelima yang lebih maju akan memberi negara ini dengan pesawat tempur superioritas udara paling mampu di Timur Tengah atau Eropa.
Su-57 juga dapat diperlengkapi untuk berfungsi sebagai pesawat tempur kelas atas dengan menyebarkan amunisi canggih seperti tembakan Drel fire and forget glide bomb, rudal jelajah Kh-59MK2 serta Kh-58 dan Kh-38M yang sangat canggih.
Banyak dari rudal ini mampu melakukan perjalanan pada beberapa kali kecepatan suara, dan secara signifikan lebih mampu daripada amunisi udara ke darat subsonik yang diandalkan oleh F-35 – sebuah platform yang sangat bergantung pada rudal subsonik kecepatan rendah.
Kemampuan serangan jet tempur berat, ditambah dengan kemampuan bertahannya yang tinggi, bisa menjadikannya aset yang bernilai tinggi untuk beroperasi di teater Timur Tengah.
Jika Amerika melanjutkan untuk menghentikan penjualan F-35 ke Turki, Ankara tidak hanya akan bergerak lebih bergantung pada Moskow untuk pertahanannya, tetapi Angkatan Udara Turki juga akan menurunkan pesawat yang lebih berkemampuan lebih tinggi dan pesawat untuk armadanya.
Akuisisi Su-57 juga dapat membuka jalan bagi keterlibatan Rusia dalam proyek pesawat tempur generasi kelima buatan Turki – sehingga secara efektif menjadi bumerang dan sangat merusak kepentingan Amerika.
