Menteri Luar Negeri Iran memperingatkan Amerika “tidak bisa berharap untuk tetap aman” setelah meluncurkan apa yang ia sebut sebagai perang ekonomi terhadap Teheran.
Hal itu disampaikan di tengah kunjungan para diplomat top Jerman yang mencari jalan untuk meredakan ketegangan Senin 10 Juni 2019.
Mohammad Javad Zarif menawarkan serangkaian ancaman atas ketegangan yang berlangsung di Teluk Persia. Krisis berakar pada keputusan Presiden Donald Trump lebih dari setahun yang lalu untuk menarik Amerika dari perjanjian nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia. Trump juga menerapkan kembali sanksi berat terhadap Iran, dengan menargetkan sektor minyaknya.
“Mr Trump sendiri telah mengumumkan bahwa Amerika telah meluncurkan perang ekonomi melawan Iran, ”kata Zarif sebagaimana dilaporkan AP. “Satu-satunya solusi untuk mengurangi ketegangan di wilayah ini adalah menghentikan perang ekonomi itu.”
Zarif juga memperingatkan: “Siapa pun yang memulai perang dengan kita tidak akan menjadi orang yang menyelesaikannya.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menegaskan negaranya dan negara-negara Eropa lainnya ingin menemukan cara untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir, yang membatasi Iran dalam pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Namun, Eropa belum dapat menawarkan Iran cara untuk mengatasi sanksi Amerika meski Iran memberi tenggat waktu 7 Juli untuk Eropa untuk menemukan cara untuk menyelamatkan kesepakatan itu.
Jika tidak, Iran telah memperingatkan akan melanjutkan pengayaan uranium lebih dekat ke tingkat senjata.
Nada tajam Zarif kemungkinan berasal dari rasa frustrasi Iran yang semakin besar terhadap Eropa, serta sanksi Amerika yang semakin ketat terhadap negara itu. Mata uang nasional Iran, Rial, saat ini diperdagangkan di hampir 130.000 per US$ 1.
Negara-negara Eropa telah berjanji untuk menciptakan mekanisme yang disebut INSTEX, yang akan memungkinkan Iran untuk terus memperdagangkan barang-barang kemanusiaan meskipun ada sanksi Amerika. Namun, program itu belum benar-benar lepas landas, kata juru bicara kementerian luar negeri Iran.
“Kami belum menaruh banyak harapan di INSTEX,” kata juru bicara Abbas Mousavi. “Jika INSTEX akan membantu kami, itu sudah dilakukan.”