Angkatan Laut Amerika mengumumkan telah berhasil mengambil sisa-sisa pesawat angkut C-2 Greyhound yang jatuh ke laut pada 2017 saat berusaha terbang ke kapal induk USS Ronald Reagan di Laut Filipina. Tiga awak pesawat hilang dalam kecelakaan itu.
Pesawat hilang pada 22 November 2017 saat terbang dari dari Stasiun Udara Korps Marinir Iwakuni, Jepang ke kapal induk USS Ronald Reagan yang berlayar di Samudra Pasifik. Dari sebelas orang di kapal delapan diselamatkan. Tiga lainnya, pilot, co-pilot dan awak ketiga, hilang bersama dengan pesawat. Penyebab kecelakaan itu tidak disebutkan.
Seorang pejabat US Navy kepada Stars and Stripes mengatakan 6 Juni 2019 upaya pemulihan dimulai pada Desember 2017 menggunakan operasi pinger-locater. Setahun kemudian, tim penyelamatan laut dalam menemukan Greyhound dekat lokasi kecelakaan pada 29 Desember 2018.
Saat ditemukan pesawat berada di kedalaman sekitar 18.500 kaki atau sekitar 5.638 meter, membuat operasi pemulihan menjadi yang terdalam yang pernah dilakukan.
Pesawat itu berhasil diangkat pada Mei ini. Setidaknya satu jenazah dilaporkan ditemukan. Tidak jelas berapa banyak pesawat yang diangkat dari dasar laut.
C-2 Greyhound adalah pesawat bermesin ganda yang dirancang untuk mengangkut orang dan pasokan ke dan dari kapal induk. Ini adalah pesawat terbesar yang saat ini beroperasi dari kapal induk dan salah satu dari sedikit yang menggunakan mesin turboprop.
C-2 dapat membawa hingga 10.000 pon kargo, 20 liter untuk pasien medis, atau 26 penumpang. Greyhound akan diganti pada awal 2020-an dengan tiltrotor V-22 Osprey.
Kecelakaan Greyhound 2017 mengakhiri tahun mematikan bagi Angkatan Laut Amerika di Pasifik. Pada Juni 2017, tujuh pelaut tewas di atas kapal USS Fitzgerald selama tabrakan dengan kapal dagang di selatan Jepang. Sepuluh pelaut lainnya tewas di kapal USS John S. McCain pada Agustus 2017 dalam tabrakan dengan sebuah kapal tanker minyak di dekat Selat Malaka.
Baca juga: